Network
Portal Kudus - “Cacar monyet adalah infeksi virus yang berasal dari keluarga yang sama dengan virus cacar,” jelas Dr. Thomas Yadegar, direktur medis unit perawatan intensif di Pusat Medis Providence Cedars-Sinai Tarzana.
“Ini adalah penyakit yang membatasi diri, artinya seiring berjalannya waktu, infeksi akan sembuh dengan sendirinya.” lanjutnya
Saat ini, kasus cacar monyet paling banyak terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria lain.
Namun, Dr. Michael Chang, spesialis penyakit menular pediatrik di Memorial Hermann di Houston, menekankan bahwa tidak ada yang kebal terhadap infeksi cacar monyet. Tidak peduli tentang orientasi seksual, usia, atau status kesehatan Anda.
Baca Juga: 6 Cara Ampuh Mengatasi Insecure. Buat Dirimu Lebih Percaya Diri!
“Cacar monyet dapat menyebar ke siapa saja. Anak-anak dan orang dewasa, sehat atau dengan gangguan kekebalan,” kata Chang.
Chang mengatakan cara penularan utama adalah kontak kulit-ke-kulit.
Saat ini tidak ada obat yang diketahui untuk cacar monyet, catat Dr. Jay Varma, kepala penasihat medis Kroll, Kroll Institute Fellow, dan direktur Cornell Center for Pandemic Prevention and Response.
Namun, ada beberapa perawatan. Varma menjelaskan bahwa dokter dapat memperoleh Tecovirimat dari CDC.
Baca Juga: Spesial Khutbah Jumat tentang Belajar Keimanan, Sabar, dan Akhlak Mulia dari Rumaysho Ummu Sulaim
“Selama wabah ini, beberapa pasien yang telah menerima obat ini telah melaporkan bahwa itu membantu membersihkan ruam mereka lebih cepat dan mengurangi rasa sakit mereka secara substansial,” kata Varma.
Cox menegaskan bahwa cacar monyet adalah penyakit yang sembuh sendiri.
Ia juga mengatakan bahwa cacar monyet umumnya hilang dengan sendirinya setelah dua hingga empat minggu.
"Namun, anak-anak dan mereka yang memiliki beberapa kondisi medis mungkin menjadi lebih parah sakitnya."
Baca Juga: Kumpulan Puisi Untuk Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Jika cacar monyet jarang berakibat fatal, mengapa cacar monyet menjadi masalah kesehatan yang serius saat ini?
“Pada kebanyakan pasien, cacar monyet menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang luar biasa selama beberapa minggu di banyak bagian tubuh,” kata Varma.
Ia mengatakan bahwa dalam beberapa situasi, rasa sakitnya bisa sangat parah sehingga memerlukan rawat inap, ruam dapat meninggalkan bekas luka permanen pada kulit atau terinfeksi bakteri, dan penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada otak, mata, dan paru-paru.
Varma juga mencatat bahwa untuk virus lain, termasuk COVID-19, penyedia layanan kesehatan dan ilmuwan tidak menemukan efek lain hingga nanti, seperti COVID-19 yang lama.
Ini juga menimbulkan risiko yang lebih serius bagi populasi yang rentan, seperti anak-anak dan gangguan kekebalan, kata Susky.
Orang dengan cacar monyet berpotensi menular sampai ruam benar-benar hilang, catat Varma.
"Artinya adalah bahwa lepuh telah berubah menjadi keropeng, keropeng telah terbentuk dan rontok, dan kulit baru sekarang menutupi area lepuh dan keropeng sebelumnya," jelasnya.***
