Erupsi Gunung Merapi Bersamaan dengan La Nina berpotensi Picu Banjir Lahar Dingin

- 30 November 2020, 16:00 WIB
Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan, setelah statusnya dinaikkan menjadi Level III atau siaga.
Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan, setelah statusnya dinaikkan menjadi Level III atau siaga. /Dok. BNPB Indonesia/

Portal Kudus - Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosika (BMKG), La Nina bisa memicu hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang di seluruh wilayah Indonesia pada Desember 2020 hingga Januari dan Februari 2021.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Pencegahan meminta seluruh komponen agar mengantisipasi dampak fenomena La Nina dalam rangka meminimalisir potensi ancaman bencana Gunung Merapi.

Menurut Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan, La Nina dapat memicu banjir lahar dingin apabila hujan lebat dengan intensitas tinggi terjadi di sekitar Gunung Merapi.

Material berupa bebatuan dan pasir dari sisa erupsi akan meluncur melalui hulu sungai kemudian mengalir melewati wilayah lereng gunung merapi yang menjadi kawasan permukiman penduduk. Sehingga hal itu harus menjadi catatan dan antisipasi dari upaya mitigasi kebencanaan Gunung Merapi.

Baca Juga: Lakukan Pemantauan Gunung Merapi Lewat Udara, BPBD DIY Temukan Banyak Longsoran Baru

Baca Juga: BLT BSU Guru Honorer Kemenag Rp 1,8 Juta Kapan Cair? Cek Nama Penerima di Link Simpatika

"Apabila nanti ada erupsi, kemudian material (sisa erupsi) itu ada di badan-badan sungai yang berhulu di Merapi, maka kita wajib dan harus memasukkan ancaman banjir lahar dingin ini menjadi bagian dari upaya pencegahan maupun mitigasi," tutur Lilik dalam diskusi bertajuk "Erupsi Merapi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan"melalui media daring.

Apa yang disampaikan Lilik juga merujuk kepada catatan sejarah tentang erupsi Gunung Merapi 2010, di mana banjir lahar dingin terjadi pascaerupsi dan kemudian merusak banyak rumah milik warga yang beradadi wilayah lereng dan hilir sungai.

"Pada 2010 di mana Kali Code sempat meluap, kemudian Gajahwong juga meluap dan Krasak kembali kepada aliran awalnya yang banyak merusak rumah-rumah masyarakat yang berada di sekitar Magelang," tuturnya

Halaman:

Editor: Ulul Uliyanto

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x