Kadar Antibodi Masyarakat Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat Dibanding Sebelumnya, Begini Penjelasannya

- 13 Agustus 2022, 18:04 WIB
Ilustrasi Kadar Antibodi Masyarakat Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat Dibanding Sebelumnya, Begini Penjelasannya
Ilustrasi Kadar Antibodi Masyarakat Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat Dibanding Sebelumnya, Begini Penjelasannya /Pexels/Gustavo Fringe

Portal Kudus - Salah satu peneliti dari FKMUI Iwan Ariawan mengatakan tim BKPK telah menyelesaikan survei serologi ke-3 secara nasional.

Hasilnya diumumkan hari Kamis tanggal 11 Agustus 2022 secara virtual di Jakarta.

Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes bersama dengan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.

Mereka kembali mengumumkan hasil survei serologi antibodi masyarakat Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Tentang Bendera Gerakan Pramuka Jelang Hari Pramuka ke 61

Hasilnya kadar antibodi masyarakat Indonesia meningkat dari yang sebelumnya 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter.

''Ini adalah survei serologi yang ketiga kali yang besar.

Pertama diselenggarakan pada bulan Desember 2021 itu bersifat nasional, di bulan Maret 2022 khusus untuk Jawa Bali karena daerah mudik.

Kemudian Juli 2022 kembali untuk seluruh Indonesia,'' kata Iwan.

Baca Juga: TEMA dan Logo HUT RI dari Tahun ke Tahun, Lengkap Era SBY dan Jokowi, Simak Desain Logo dari Masa ke Masa

Survei serologi yang hasilnya diumumkan Juli 2022 ini mengunjungi kembali sampel dari survei serologi sebelumnya pada 2021.

Dari 20.501 sampel atau responden sebanyak 84,5% berhasil dikunjungi.

Pemilihan responden yang sama ini untuk menunjukkan peningkatan jumlah dan kadar antibodi pada orang yang sama.

Survei serologi ke-3 ini dilakukan di 100 Kabupaten atau Kota terpilih yang tersebar di 34 provinsi.

Baca Juga: Twibbonize Hari Pramuka 2022, Simak Link dan Cara Pasang di Twibbonize Hari Pramuka 2022

Metode survei menggunakan kuesioner, pengambilan darah, kemudian pemeriksaan ada tidaknya antibodi SARS-CoV-2 dan kadarnya.

Pemeriksaan dilakukan di BKPK dan jejaring laboratoriumnya.

''Responden dari survei serologi ini tersebar di seluruh Indonesia sehingga hasilnya ini menggambarkan kadar antibodi pada masyarakat di Indonesia,'' ucap Iwan.

Iwan mengungkapkan hasil dari survei serologi ke-3 ini menunjukkan adanya peningkatan proporsi masyarakat yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2.

Yakni dari 87,8% pada Desember 2021 menjadi 98,5% pada Juli 2022.

''Kadar antibodi masyarakat Indonesia meningkat lebih dari 4 kali lipat.

Median kadarnya meningkat dari 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter,'' tutur Iwan.

Muhammad N Farid, anggota tim peneliti FKMUI menjelaskan peningkatan kadar antibodi tersebut disebabkan oleh vaksinasi dan terinfeksi COVID-19.

Baca Juga: Link Download Twibbon HUT RI 77 PGRI

Pada Desember 2021 masyarakat yang belum divaksin proporsinya sekitar 30%.

Masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama 19%, kemudian masyarakat yang sudah divaksin 2 dosis 50%, dan masyarakat yang sudah booster baru 0,5%.

Jika dibandingkan dengan tahun ini, ada penurunan proporsi masyarakat yang belum divaksin.

Antara lain masyarakat yang belum divaksin menurun menjadi 18,1%.

Lalu masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama berkurang jadi 11,6% karena mereka sudah divaksin dosis kedua.

Selanjutnya masyarakat yang sudah divaksin dosis kedua meningkat jadi 47,7%, dan masyarakat yang sudah booster pun meningkat jadi 22,6%.

Selain vaksinasi, sampai saat ini masih banyak penduduk yang terinfeksi COVID-19.

Hal itu dapat meningkatkan antibodi orang yang terinfeksi. Namun kontribusi terbesar adalah dengan vaksinasi.

Peneliti lainnya Pandu Riono menjelaskan besaran perbedaan kadar antibodi berdasarkan kelompok umur.

Rata-rata beda antibodi menurut kelompok umur tertinggi pada kelompok usia 60 tahun ke atas yakni 3.504,6 unit per mililiter.

Baca Juga: Revolusi Magis dari Novel Fantasi Putri Yuri Reinkarnasi Mendapatkan Anime TV pada tahun 2023

Usia 30 tahun sampai 59 tahun sebesar 2.427,3 unit per mililiter, dan usia 19 tahun sampai 29 tahun sebesar 2.337,9 unit per mililiter.

''Peningkatan mulai tinggi terjadi pada usia di atas 18 tahun karena kelompok usia tersebut sudah ada program vaksinasi booster sejak Januari 2022,'' ujar Pandu.

Dikatakan Pandu, dengan melengkapi vaksinasi hingga booster akan meningkatkan kadar antibodi.

Dampaknya angka keparahan pasien di rumah sakit dan angka kematian tidak meningkat tajam, melainkan landai atau malah menurun.

''Artinya kita perlu melengkapi vaksinasi sampai booster dan harus menjadi prioritas bersama antara pemerintah dan masyarakat,'' kata Pandu.

Pandu menambahkan meskipun masyarakat sudah memiliki antibodi tinggi bukan berarti tidak bisa terinfeksi COVID-19.

Mereka tetap bisa terinfeksi tapi mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang berat atau risiko kematian.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: Kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah