Ketahui Jenis Vaksin Imunisasi Anak Usia 0 Hingga 18 Tahun Sesuai IDAI

- 5 Agustus 2022, 12:31 WIB
Ilustrasi anak usia dini saat di imunisasi
Ilustrasi anak usia dini saat di imunisasi /Pixabay/12019

Portal Kudus - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan penjelasan tentang macam-macam jenis vaksin imunisasi yang harus diberikan kepada anak sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan.

Jenis vaksin tersebut antara lain:

1. Vaksin Hepatitis B (HB) monovalen, sebaiknya diberikan kepada bayi setelah lahir sebelum berusia 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000 gram atau 2 kilogram, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berusia 1 bulan atau lebih.

Baca Juga: Sering Dihampiri Rasa Malas? Maudy Ayunda Berikan Tips Atasinya Dengan Cara Berikut Ini

Terkecuali, ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir dan immunoglobulin hepatitis B (HBlg) pada ekstremitas yang berbeda maksimal 7 hari terakhir setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.

2. Vaksin polio 0 (nol), sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan, berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama.

Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.

3. Vaksin BCG, sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berusia 1 bulan.

Baca Juga: Dikta dan Hukum Episode 2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Kapan Tayang? SIMAK Jadwal tayang dan Link Nonton Resmi di WeTV

Bila berusia 3 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberculin negative. Bila uji tuberculin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi local cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberculosis.

4. Vaksin DPT, dapat diberikan ketika anak menginjak usia 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.

Booster pertama diberikan ketika usia 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada usia 5 hingga 7 tahun atau pada program BIAS kelas 1 SD.

Usia 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada usia 10 hingga 18 tahun atau pada program BIAS kelas 5 SD. Booster Td diberikan setiap 10 tahun.

Baca Juga: Peringatan 77 Tahun Bom Hiroshima. Perdana Menteri Jepang sampaikan hal ini…

5. Vaksin pneumokokus (PCV), diberikan pada usia 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 hingga 15 bulan.

Jika belum diberikan pada umur 7 sampai 12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster, setelah usia 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.

Jika belum diberikan pada usia 1 sampai 2 tahun, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada usia 2 hingga 5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.

6. Vaksin rotavirus monovalen, diberikan 2 kali, dosis pertama mulai usia 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu harus selesai pada usia 24 minggu.

Baca Juga: Siapa yang Menjatuhkan Bom Atom di Jepang? Berikut Penjelasannya

7. Vaksin rotavirus pentavalen, diberikan 3 kali, dosis pertama 6 sampai 12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada usia 32 minggu.

8. Vaksin influenza, diberikan mulai usia 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada usia 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Usia lebih dari 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.

9. Vaksin MR/MMR : pada usia 9 bulan berikan vaksin MR. Sampai usia 12 bulan jika belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR.

Usia 18 bulan berikan MR atau MMR. Usia 5 sampai 7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.

Baca Juga: Sadako Sasaki: Kisah Haru Dibalik Monumen Perdamaian Anak-Anak di Hiroshima

10. Vaksin Japanese encephalitis (JE), diberikan mulai usia 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1 sampai 2 tahun kemudian.

11. Vaksin varisela, diberikan mulai usia 12 sampai 18 bulan. Pada usia 1 hingga 12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Usia 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu.

12. Vaksin hepatitis A, diberikan 2 dosis mulai usia 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.

13. Vaksin tifoid polisakarida, diberikan mulai usia 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.

Baca Juga: Tanggal Rilis Joker 2 Ditetapkan 2024, Lady Gaga Siap Ikut Berperan

14. Vaksin human papilloma virus (HPV), diberikan pada anak perempuan usia 9 hingga 14 tahun 2 kali dengan jarak 6 hingga 15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6).

Usia 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,16 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).

15. Vaksin dengue, diberikan pada anak usia 9 sampai 16 tahun dengan seropositive dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: IDAI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x