Khutbah Jumat SIngkat : Peringatan Rebo Wekasan atau 'Rabu Pungkasan'

- 14 Oktober 2020, 14:07 WIB
Kepala Diyanet Ali Erbaş menyampaikan khotbah pertama di Masjid Agung Hagia Sophia dengan pedang, 24 Juli 2020 (Foto DHA)
Kepala Diyanet Ali Erbaş menyampaikan khotbah pertama di Masjid Agung Hagia Sophia dengan pedang, 24 Juli 2020 (Foto DHA) /

Artinya, Rasulullah membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri.

Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya.

Hadirin,

Manusia diperintahkan untuk senantiasa melakukan proses-proses dan tahapan-tahapan yang wajar. Islam adalah agama yang sangat menghargai fungsi akal sehat.

Karena itu, tiap pekerjaan amat dianjurkan melalui satu perencanaan yang matang dan ikhtiar yang maksimal. Selebihnya adalah doa dan kepasrahan total kepada Allah.

Sial atau beruntung merupakan kelanjutan dari proses dan tahap tersebut, bukan pada mitos-mitos khayal yang tak masuk akal.

Untuk terbebas dari penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit menular.

Baca Juga: Isi dan Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Bagi Bangsa Indonesia

Agar selamat dari bangkrut, pedagang disarankan untuk membuat perhitungan yang teliti dan hati-hati. Agar lulus ujian, pelajar mesti melewati belajar secara serius. Dan seterusnya.

Menolak adanya "bulan sial" dan "bulan beruntung" akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang wajar. Tidak malas ikhtiar karena merasa hari-harinya pasti diliputi keberuntungan.

Halaman:

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah