Khutbah Jumat SIngkat : Peringatan Rebo Wekasan atau 'Rabu Pungkasan'

- 14 Oktober 2020, 14:07 WIB
Kepala Diyanet Ali Erbaş menyampaikan khotbah pertama di Masjid Agung Hagia Sophia dengan pedang, 24 Juli 2020 (Foto DHA)
Kepala Diyanet Ali Erbaş menyampaikan khotbah pertama di Masjid Agung Hagia Sophia dengan pedang, 24 Juli 2020 (Foto DHA) /

Sedangkan hamah adalah semacam anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu hinggap di atas rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut.

Tak beda jauh dengan shafar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan malapetaka. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial.

Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya.

Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah ﷻ. Begitu juga dengan bulan Safar.

Ia adalah bagian dari dua belas bulan dalam satu tahun hijriah. Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Qamariyah, terletak sesudah Muharram dan sebelum bulan Rabiul Awwal.

Ibnu Katsir ketika menafsirkan Surat at-Taubah ayat 36 yang membicarakan tentang bilangan bulan dalam satu tahun, menjelaskan bawah nama shafar terkait dengan aktivitas masyarakat Arab terdahulu. Shafar berarti kosong.

Dinamakan demikian karena di bulan tersebut masyarakat kala itu berbondong-bondong keluar mengosongkan daerahnya, baik untuk berperang ataupun menjadi musafir.

Rasulullah sendiri menampik anggapan negatif masyarakat jahiliah tentang bulan Safar dengan sejumlah praktik positif.

Baca Juga: Amalan Pagi Pada Hari Rebo Wekasan Berikut Doa dan Niatnya.

Habib Abu Bakar al-‘Adni dalam Mandhûmah Syarh al-Atsar fî Mâ Warada 'an Syahri Shafar memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Safar, di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, hingga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Halaman:

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah