Hal tersebut dilakukan karena, Jepang takut kehilangan Indonesia.
Kemudian Jepang agar tetap lanjut menguasai Indonesia.
Ia memantik semangat nasionalisme dalam meraih kemerdekaan, dengan cara memberikan tokoh-tokoh Indonesia dalam pemerintahan.
Karena hal tersebut pun membangkitkan kesadaran nasional secara besar-besaran muncul dari rakyat Indonesia.
Kemerdekaan dibahas secara terang-terangan. Kemudian dengan tiba-tiba, pengurus Angkatan Bersenjata Jepang di Jawa dan Madura mulai mengurangi pengawasan.
Karena adanya pengurangan pengawasan, Soekarno, Hatta dan lainnya berkesempatan lebih besar menjalin hubungan dengan rakyat Indonesia dengan bebas.
Pada waktu itu, tepatnya 1 Maret 1945 pembentukan Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada 28 Mei-2 Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945 tercatat dua kali BPUPKI menggelar sidang pleno.