Baca Juga: Wajib Tahu! Tips Sehat Menyimpan Makanan di Kulkas Menurut Ahli Gizi dr Tan Shot Yen
Bagaimana Asal Mula Sindrom Stockholm?
Sejarah sindrom stockholm telah terjadi selama beberapa dekade bahkan berabad-abad. Namun, setelah terjadi kasus perampokan yang tercatat pada tahun 1973 di Stockholm, Swedia. Respon terhadap penyekapan atau penyiksaan ini diberi nama
Hal tersebut disebabkan karena munculnya respon tak terduga dari para korban penyanderaan yang malah menolak untuk bersaksi di pengadilan dan melakukan pembelaan terhadap para penculik. Berdasarkan pengakuan sandera, penculik tidak menyakiti mereka dan memperlakukan mereka dengan baik.
Apa Saja Gejalanya?
Dikutip portalkudus.com dari healthline.com sindrom stockholm dapat dikenali dari tiga gejala yang berbeda, diantaranya
- Korban mengembangkan perasaan positif terhadap orang yang menyekap atau menyiksanya.
- Korban mengembangkan perasaan negatif terhadap polisi, figur otoritas, atau siapa pun yang mungkin mencoba membantu mereka melepaskan diri dari penculiknya. Mereka bahkan mungkin menolak untuk bekerja sama melawan penculiknya.
- Korban mulai memahami kemanusiaan penculiknya dan percaya bahwa mereka memiliki tujuan dan nilai yang sama.
Perasaan ini biasanya terjadi karena situasi emosional dan penuh tekanan yang terjadi selama situasi penyanderaan atau siklus penyiksaan.
Baca Juga: Beberapa Alasan Psikologis Dibalik Keputusan Childfree, Istilah yang Menjadi Viral karena Gitasav
Apakah Sindrom Stockholm juga Terdapat di Masyarakat Saat Ini?