Produk UMKM Brambang Goreng, Terkendala Saat Harga Bahan Baku Melambung Tak Terbeli

- 26 November 2020, 06:25 WIB
bawang goreng blora
bawang goreng blora /dinkominfo blora

Dari DPUPR Blora, dirinya mendapat batuan mesin pengering dan properti dapur lainnya. Murni setiap hari memproduksi dibantu dengan dua orang karyawannya. Pada dinding rumahnya, terpajang beberapa sertifikat yang melegalkan produksinya layak dikonsumsi.

“Pada awalnya saya mencoba, dengan modal Rp500.000,00, beli brambang tidak banyak, itu pun juga dibantu pemasarannya sama Ibu,” kata dia.

Sebelum hingga pada pandemi Covid-19, setiap hari Murni membutuhkan lebih kurang 15 kg bawang merah (brambang) yang dipasok dari pedagang.

“Jadi tetap bertahan, memproduksi. Banyak yang minat untuk lauk dan campuran masakan seperti soto, opor, sate, nasi goreng dan lainnya. Untuk promosi dan penjualan semuanya Bu Pipit,” kata dia.

Dari produksi bahan baku bawang merah yang ditekuni, kini dirinya mampu meraih penghasilan bersih Rp2 juta hingga Rp3 juta tiap bulan. Bahkan secara perlahan, bisa membatu Rasman (28) suaminya, membangun rumah.

“Alhamdulillah, saya bersyukur dan harus kerja keras lagi,” tambahnya.

Murni menjelaskan, produk brambang yang diproduksi ada aneka varian rasa original, gurih dan pedas.

Untuk BrambangGO adalah brambang goreng gurih. Kemudian TeriGO, yakni brambang goreng dan teri. Sedangkan BabonayamGO adalah produk brambang goreng dan abon daging ayam. Tidak ketinggalan juga ditambah dengan daun kelor goreng untuk mengangkat cita rasa potensi lokal.

“Semuanya saya kemas dalam toples, kemudian diberi label, masing-masing bisa dipilih baik gurih, pedas dan original,” terangnya.

Dalam sebulan sebelum pandemi Covid-19, Murni mampu memproduksi dan menjual produknya hingga 500 toples. Dalam masa pandemi Covid-19 dirinya masih mampu memproduksi lebih kurang 200 toples.

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Dinkominfo Kab Blora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x