Produk UMKM Brambang Goreng, Terkendala Saat Harga Bahan Baku Melambung Tak Terbeli

- 26 November 2020, 06:25 WIB
bawang goreng blora
bawang goreng blora /dinkominfo blora

“Toplesnya saya beli secara online dari Bandung. Peminatnya sudah sampai Hongkong dan Papua, itu berkat pemasaran yang dikelola secara modern oleh Bu Pipit,” terangnya.

Dirinya mengatakan omzet penjualan masih stabil dengan harga jual BrambangGO Rp20 ribu per kemasan toples yang berat bersih 80 gram. Sedangkan harga jual TeriGo Rp35 ribu, dengan kemasan sama dan berat bersih yang sama pula dengan brambang goreng.

Murni mengakui, bahwa belum lama ini mendapat tambahan permodalan senilai Rp6 juta dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Blora.

“Belum lama ini dapat tambahan permodalan dari Baznas Kabupaten Blora senilai Rp6 juta,” ucapnya.

Sementara itu Pipit Samgautama selaku ibu asuh pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM) industri rumahan DPUPR Blora mengatakan omzet dari produksi Sri Murni stabil naik.

“Mengalami penurunan kemarin ketika harga bahan baku brambangnya melambung. Tidak terbeli oleh kami hampir dua minggu atau dua pekan. Kami siasati, 20 hari konsumen dan peminat pesan terlebih dahuluu. Kalau harga brambang turun baru kami buatkan,” jelasnya.

Dengan trik ini, kata Pipit, membuat laporan penjualan dan keuangannya di level growth dan savety.

“Meski dua pekan tidak produksi namun orderan kami terima. Konsumen memaklumi. Ada yang tidak mau juga, tapi tidak apa-apa,” terangnya.

Pipit menyebut lost order sekitar 10-15% dari omzet bulanan Rp50 juta- Rp60 juta rata-rata per bulan. Sedangkan harian penjualan 50 botol varian campuran.

“Yang terfavorit TeriGO Pedas menyusul BrambangGO original. Produk terbaru kami BabonayamGO, Abonnya dibuat dengan cara tradisional (gepuk) yang dikerjakan oleh warga Desa Nglobo Kecamatan Jiken,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Dinkominfo Kab Blora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x