Pelaku UMKM di Kudus Mulai Bangkit Dari Keterpurukan

- 14 Oktober 2020, 10:51 WIB
UMKM di Kudus
UMKM di Kudus /

Portal Kudus - Kendati pandemi wabah virus Covid-19, sempat mengganggu intensitas aktivitas para pelaku Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tapi kini mulai kembali bangkit untuk terus bergeliat mengejar pangsa pasar. Aktivitas masyarakat saa ini mulai menuju normal baru.

Baca Juga: Petugas Bea Cukai Berhasil Gagalkan Pengiriman Jutaan Rokok Ilegal di Kudus dan Demak

Bahkan secara berlahan tapi pasti, aktivitas para pelaku mulai kembali menjajaki usahanya yang sebelumnya sempat mandek.

"Jika sebelumnya sempat sepi pesanan selama empat bulan lebih, kini sejak adanya pelonggaran aktivitas di masyarakat pesanan pisau dapur mulai mengalir," kata salah seorang pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Sahri Baedlowi, Selasa, 13 Oktober 2020.

Dia menjelaskan saat ini mulai ada acara pernikahan meskipun secara sederhana tetapi ada pesanan pisau cendera mata. Pesanan yang diterima belum sebanding sebelum pandemi yang mencapai sekitar 1.000 pisau, sedangkan sekarang pesanannya hanya berkisar 200 pisau.

Baca Juga: Isi dan Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Bagi Bangsa Indonesia

Pedagang besar yang biasa menjual pisau hasil kerajinan Bareng, Kecamatan Jekulo, Kudus, katanya, juga mulai order, meskipun masih sedikit karena disesuaikan dengan permintaan pasar.

"Biasanya setiap pedagang yang menjadi pelanggan setia pemesannya bisa mencapai 1.000 pisau, kini hanya 20-an kodi," jelasnya.

Upaya agar tetap eksis di tengah pandemi, yakni dengan promosi di media sosial secara masif karena menjadi mata pencaharian utama bagi dirinya bersama pengrajin pisau lainnya yang bermitra dengan dirinya.

Baca Juga: Amalan Rebo Wekasan : Niat dan Tata Cara Shalat Tolak Bala Beserta Do'anya

Pengrajin batik tulis di Kudus juga mulai bergeliat, menyusul mulai mengalirnya pesanan batik tulis dari berbagai daerah.

"Saya memang tidak begitu mengandalkan media sosial, meskipun ada pesanan yang diterima dari medsos," kata Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus, Yuli Astuti.

Awal-awal pandemi, dia mengakui, sempat kelebihan stok batik, namun setelah sempat terjadi kelangkaan masker, kemudian usahanya dialihkan membuat masker batik yang ditawarkan ke pembeli.

"Penjualannya memang sempat lesu, kemudian mulai bergairah dan saat ini mulai banyak pesanan batik untuk dibuat pakaian," ujarnya.

Editor: Ulul Uliyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x