4 Penyebab Dwarfisme Pada Anak dan Tips Mencegahnya

- 19 Juni 2023, 10:04 WIB
Ilustrasi Dwarfisme Pada Anak
Ilustrasi Dwarfisme Pada Anak /Pixabay.com/Kelin/

Portal Kudus – Dwarfisme atau yang kita kenal dengan stunting merupakan masalah kesehatan yang masih terjadi di Indonesia.

Apabila tidak segera ditangani dengan serius, stunting dapat menjadi sebuah ancaman bagi kualitas masyarakat Indonesia.

Stunting dapat mempengaruhi prestasi, keterampilan, dan masa perkembangan otak pada anak.

Selain itu stunting juga dapat mengganggu pertumbuhan fisik.

Baca Juga: Dokter Saddam Ismail Bongkar 5 Cara Ampuh Menghilangkan Ketombe di Kulit Kepala Secara Alami

Definisi stunting pada saat ini telah mengalami banyak perubahan.

WHO (2015) berpendapat bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan adanya kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Pada tahun 2020, WHO menyatakan bahwa stunting adalah ukuran pendek atau sangat pendek ditentukan dari panjang / tinggi badan berdasarkan usia yang kurang dari 2 tahun.

Standar deviasi (SD) dalam kurva pertumbuhan WHO yang terjadi karena kondisi ireversibel yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan/atau infeksi berulang/kronis dalam 1.000 HPK atau Hari Pertama Kehidupan.

Baca Juga: Apa itu Rabies? Simak Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Penyebab Stunting

Dirangkum dari laman Kemenkes, perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu adalah stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting dapat dipastikan pendek.

Penyebab utama stunting adalah kurangnya nutrisi pada masa pertumbuhan anak. Meski begitu, banyak orang percaya bahwa pertumbuhan terhambat pada anak adalah genetik. Pada dasarnya, faktor yang menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang pada anak bisa berbeda-beda.

1. Pola asuh yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan setelah melahirkan.

2. Pelayanan kesehatan yang terbatas, meliputi pelayanan Ante Natal Care (ANC) atau pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, pelayanan prenatal atau postnatal yang berkualitas dan pendidikan anak usia dini.

3. Keluarga/rumah tangga masih kekurangan akses terhadap makanan sehat.

4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Baca Juga: Manfaat Air Putih bagi Kesehatan Tubuh

Pengaruh Dwarfisme di Indonesia

Rangkuman dari Kementerian Kesehatan: perawakan pendek merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya, sehingga tidak ada salahnya untuk mengetahui dampak perawakan pendek pada anak di Indonesia.

1. Dampak kesehatan

a. Kurangnya perkembangan (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), gangguan perkembangan kognitif dan motorik.

b. Gangguan metabolisme pada saat dewasa beresiko menimbulkan penyakit tidak menular, namun cukup berbahaya (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dll).

2. Dampak ekonomi

Potensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya: 2-3 % dari PDB.

Baca Juga: Simak Penyakit Kawasaki Atau Sindrom Kawasaki Adalah Penyakit Apa Disini

Tips Dalam Mencegah Stunting Yang Bisa Anda Dilakukan

Dwarfisme pada anak-anak dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan mereka sejak bayi hingga dewasa. Berbagai cara untuk mencegah dwarfisme.

1. Selama hamil dan menyusui, makanlah makanan dalam porsi yang cukup dengan nutrisi yang diperlukan.

2. Pemantauan rutin kehamilan dan tumbuh kembang pasca melahirkan.

3. Pemeriksaan rutin kehamilan dan tumbuh kembang bayi setelah lahir.

4. Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat terutama mencuci tangan sebelum makan dan kebersihan lingkungan rumah.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: WHO Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah