Naskah Khutbah Jumat Singkat Tentang Peringatan Hari Rebo Wekasan atau 'Rabu Pungkasan'

- 14 Oktober 2020, 19:51 WIB
Naskah Khutbah Jumat. Foto Ilustrasi
Naskah Khutbah Jumat. Foto Ilustrasi /Unsplash/Nick Fewings

Pada zaman jahiliah, berkembang anggapan bahwa bulan Safar adalah bulan sial atau dikenal dengan istilah tasyâ-um.

Bulan yang tidak memiliki kehendak apa-apa ini diyakini mengandung keburukan-keburukan sehingga ada ketakutan bagi mereka untuk melakukan hal-hal tertentu.

Pikiran semacam ini juga masih menjalar di zaman sekarang. Sebagian orang menganggap bahwa hari-hari tertentu membawa hoki alias keberuntungan, sementara hari-hari lainnya mengandung sebaliknya.   

Baca Juga: Tradisi Rebo Wekasan : Hukum dan Penjelasannya Dalam Islam

Padahal, seperti bulan-bulan lainnya, bulan Safar netral dari kesialan atau ketentuan nasib buruk. Jika pun ada kejadian buruk di dalamnya, maka itu semata-mata karena faktor lain, bukan karena bulan Safar itu sendiri.  

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

  لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ

"Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa." (HR Bukhari dan Muslim)

Adwa adalah keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses sebelumnya dan tanpa seizin Allah.

Thiyarah adalah keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung.

Halaman:

Editor: Ulul Uliyanto

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah