Evakuasi Merapi, Pengungsi Tetap Dilakukan Pengukuran Suhu Tubuh Hingga Rapid Test

- 17 November 2020, 06:00 WIB
Gunung Merapi di Yogyakarta, yang saat ini sedang mengalami erupsi. (Istimewa BMKG)
Gunung Merapi di Yogyakarta, yang saat ini sedang mengalami erupsi. (Istimewa BMKG) /Arahkata.com

Portal Kudus – Pertemuan antara Pemerintah dan perwakilan Organisasi Relawan Gunung Merapi, sepakat terhadap penerapan prosedur kesehatan dan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Mereka yang akan membantu harus dipastikan aman sehingga tidak menimbulkan penularan virus kepada warga yang akan dibantunya.

Pertemuan koordinasi ini , dirangkum portalkudus  dari Siaran BNPB Jumat 13 November 2020 silam  bertujuan untuk melihat kesiapan daerah terutama relawan dalam menghadapi potensi erupsi Merapi. BNPB, BPBD DIY dan Provinsi Jawa Tengah sifatnya hanya mendukung dan mendampingi.

Baca Juga: Simak Penjelasan BMKG, Tentang Perbedaan Gelombang Panas dan Suhu maksimum

Hadir dalam pertemuan ini Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Kepala Pelaksana BPBD DIY, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Jawa Tengah, dan perwakilan berbagai organisasi kerelawanan yang ada di wilayah DIY dan Provinsi Jawa Tengah yang juga mewakili Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali.

Dalam proses Evakuasi warga, tetap dilakukan sesui prosedur protokol kesehatan dan mempersiapkan tempat evakuasi Aman Covid-19.

Warga yang tercatat dalam kelompok rentan telah dievakuasi terlebih dahulu. Pemerintah antar desa telah membuat kesepakatan tempat warga harus mengungsi. Ini menjadi bagian dari sister village dalam penanggulangan bencana.

Baca Juga: Menaker, Memastikan Bahwa Tidak Ada Penundaan Pencairan Subsidi Gaji Termin 2

Hal tersebut ditunjukkan ketika warga kelompok rentan dari Dusun Badadan I, Desa Paten, diterima oleh Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Sekretaris Desa Banyurojo Agus Firmansah menyampaikan pihak desa siap menerima mereka sejak hari pertama kedatangan para warga. Penerimaan di TEA ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan.

Beberapa langkah diterapkan pihak desa penerima sehingga mata rantai penularan Covid-19 tidak terjadi.

Baca Juga: Isu Reformasi Keuangan Publik Sebagai Salah Satu Isu Prioritas, Simak Penjelasan Menkeu

“Desa Banyurojo menerima rombongan dari pengungsi Desa Paten, Dusun Badadan I tepatnya hari jumat (6/11) pukul 10 pagi, kami menerapkan protokol kesehatan ketika mereka datang ke sini,” ujar Agus yang juga ditunjuk sebagai Koordinator Penanganan Pengungsian, pada Rabu lalu (11/11).

Ia menceritakan saat para warga tiba, mereka melakukan prosedur seperti cuci tangan, pengukuran suhu tubuh hingga rapid test

“Cuci tangan, mengukur suhu, cek rapid test secara bertahap semua para pengungsi. Di situ para pengungsi mengikuti dengan tertib dan memasuki ruangan yang telah dipersiapkan,” katanya.

TEA yang berada di kompleks Kantor Desa Banyurojo ini juga dilengkapi dengan dapur umum lapangan, gudang logistik hingga pos kesehatan. Warga yang ada terlayani dengan dibantu para relawan yang telah menjalani rapid test dan aman.

Sementara itu, di TES Desa Glagaharjo juga menerapkan hal serupa dalam penerimaan para warga dari desa tetangga, Kali Tengah Lor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto menyampaikan, untuk memenuhi protokol kesehatan, pihaknya memastikan langkah cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Ia menambahkan bahwa wilayahnya daerah hijau atau tidak ada kasus Covid-19.

“Di dalam barak kita buat sekat-sekat untuk para pengungsi, tadinya barak cukup 350 jiwa sekarang hanya diisi 150 jiwa untuk memenuhi protokol kesehatan,” tambahnya, Kamis (12/11).

Joko menambahkan bahwa BPBD tak hanya mengevakuasi kelompok rentan, tetapi juga sebagian hewan ternak. Sejumlah hewan ternak berupa sapi telah dievakuasi ke pos penampungan hewan tak jauh dari TES Desa Glagaharjo.***

Editor: Sugiharto

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x