Megathrust ? Gempabumi magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat Sangat Merusak, Berikut Analisanya

- 16 Januari 2021, 14:00 WIB
Beberapa alat berat dikerahkan dalam membantu proses evakuasi korban Gempa Mamuju dengan kekuatan 6,2 Skala Richter di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat 15 Januari 2021
Beberapa alat berat dikerahkan dalam membantu proses evakuasi korban Gempa Mamuju dengan kekuatan 6,2 Skala Richter di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat 15 Januari 2021 /ANTARA/Amirullah

Portal Kudus – Dari analisa BMKG gempabumi Majene dan Mamuju Sulawesi Barat ini merupakan, jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang diakibatkan adanya aktivitas sesar aktif.

 

Saatini propinsi Sulawesi Barat, berduka. Pasalnya gempabumi tektonik telah terjadi dan mengguncang wilayah Majene dan Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, pada 14 dan 15 Januari 2021.

Dilansir portalkudus dari pemberitaan BNPB, pada 15 Januari 2021, gempabumi yang pertama sebagai pembuka atau foreshock dilaporkan terjadi pada Kamis 14 Januari pukul 13.35 WIB dengan Magnitudo 5,9 pada episenter 2,99 LS dan 118,89 BT atau di darat pada jarak 4 km arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat, kedalaman 10 km.

Baca Juga: Update Pasca Gempabumi M6,2 Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat Tercatat 189 Luka Berat dan 15.000 orang

Baca Juga: Trending Twitter, Warga Kalimantan Selatan Ramai-ramai Meminta Bantuan

Gempabumi yang kedua atau mainshock terjadi pada Jumat 15 Januari pukul 01.28 WIB dini hari dengan magnitudo 6,2 pada episenter 2,98 LS dan 118,94 BT atau di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat, kedalaman 10 km.

Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis pemberitaanya terbaru pada hari ini sabtu 16 Januari 2021. 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M6,2, sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.

Tidak hanya korban luka, telah terdeteksi adanya korban jiwa dalam kejadian ini. korban jiwa akibat gempa tersebut mencapai 42 orang, dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene.

 Baca Juga: 3 Bantuan Tunai Kepada Masyarakat Dalam Tahun 2021 Ini, Simak Daftarnya Dimana Cairnya

Ini adalah duka bagi seluruh masyarakat Indonesia, dikarenakan wabah pandemi covid 19 belum usai, tragedi pesawat sriwijaya air 182 yang jatuh dilaut dan disusul terjadi gempabumi M6,2 yang menelan korban.

Menurut analisa dari BMKG, gempabumi yang tercatat menewaskan sebanyak 42 jiwa tersebut dipicu oleh adanya Sesar Naik Mamuju atau Mamuju Thurst. Dalam beberapa waktu lalu sudah sering diberitakan bahwa Gempa megathrust masih mengancam di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dari hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst fault.

Baca Juga: Program Kartu Prakerja Gelombang 12 Kapan Dibuka ? Segera Cek Link Prakerja.go.id

BMKG juga mengatakan bahwa mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok yang terjadi pada 2018, yang mana bidang sesar membentuk kemiringan bidang sesar ke daratan.

Lebih lanjut, mengenai Sesar Naik Mamuju, BMKG mengatakan bahwa hal itu memiliki magnitudo dengan target mencapai 7,0 dengan laju geser sesar adalah 2 milimeter (mm) per tahun, sehingga sesar aktif ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.

Diberitakan sebelumnya, pada tahun 2020, sempat heboh dengan hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung (ITB). Yang disampaikan Triyono selaku kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, bahwa adanya potensi gempa bumi dengan Magnitudo 9,1 SR. Yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter dari zona gempa bumi Megathrust.

Dalam pengkajian, pergerakan Megathrust terjadi di dataran dekat bumi dan pada lempengan yang dangkal, akhirnya gempa ini memiliki skala atau kekuatan yang sangat besar, dikutip dari ilmugeografi.com. Dan skala gempanya bisa mulai dari 8,0 SR ; 9,0 SR, Indonesia membagi zona megathrust menjadi 3 zona besar yaitu Andaman Megathrust, Sumatra Megathrust, dan juga Java Megathrust.***

Editor: Sugiharto

Sumber: Dari berbagai sumber, PRMN, VIU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x