Sejarah Bom Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus Beserta Alasan Pemilihan Pengeboman di Kota Tersebut

- 4 Agustus 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi Sejarah Bom Hiroshima dan Nagasaki pada 6 & 9 Agustus Beserta Alasan Pemilihan Pengeboman di Kota Tersebut
Ilustrasi Sejarah Bom Hiroshima dan Nagasaki pada 6 & 9 Agustus Beserta Alasan Pemilihan Pengeboman di Kota Tersebut /Pixabay/WikiImages

Portal Kudus - Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom uranium yang dikenal dengan “Little Boy” dijatuhkan di kota Hiroshima.

Selang 3 hari, tepatnya pada 9 Agustus 1945. Pengeboman selanjutnya dilakukan pada kota Nagasaki. Dijatuhkannya bom atom plutonium dikenal dengan “Fat Man”.

Banyaknya kota di Jepang, namun Amerika Serikat (AS), melancarkan pengebomannya dilakukan di kota Hiroshima dan Nagasaki.

Sebab kota Hiroshima merupakan pangkalan militer angkatan laut dan selam Jepang yang cukup kuat.

Baca Juga: Pengertian Physical Touch sebagai Bentuk Bahasa Cinta atau Love Language

Amerika Serikat ingin melemahkan pihak Jepang dengan cara menargetkan pengeboman di pusat militer dan industri seperti Hiroshima dan Nagasaki.

Pada kedua kota tersebut merupakan wilayah yang memasok sumber daya angkatan bersenjata Jepang, pembuatan senjata, dan teknologi militer lainnya.

Akibat radiasi pengeboman tersebut adalah banyaknya korban yang tewas seketika. Bahkan ada juga korban yang sakit berkepanjangan kemudian meninggal.

Selain itu, akibat radiasi kota pun hancur dan bangunan rusak bahkan hancur total.

Baca Juga: Apakah Kulit Pisang Boleh Dimakan? Simak Penjelasannya Disini

Pengeboman tersebut dilakukan oleh Amerika Serikat karena sebagai bentuk balasan.

Sebab pangkalan laut di Pearl Harbor, Hawaii di bom oleh pesawat tempur Jepang yang telah menghancurkan armada Pasifik AS. Pengeboman tersebut dilakukan pada 7 Desember 1941.

Pasalnya negara Amerika Serikat dan Jepang telah perang selama hampir beberapa dekade sejak April 1941.

Kemudian AS dan Jepang membicarakan tentang perdamaian yang membahas tentang pernyataan kedua belah pihak tidak akan menyatakan perang satu sama lain.

Baca Juga: 5 Perbedaan Membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) di Indonesia dan Negara Lain, Salah Satunya Pada Tes Ujian

Namun dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan pada 7 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap Amerika Serikat.

Penyerangan Jepang yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan, dan dalam kesepakatan antara kedua belah pihak untuk tidak ada penyerangan kembali, itu dinilai sebagai kejahatan perang.

Pada kejahatan perang yang dilakukan Jepang tersebut pun tak tanggung-tanggung menewaskan hingga 2.043 tentara AS dan melukai 1.178 lainnya.

Sebagai kelanjutan dari serangan yang dilakukan oleh Jepang terhadap pangkalan laut Amerika Serikat.

Baca Juga: Crunchyroll Mengumumkan Remake Our Life! Anime dalam Bahasa Inggris

Oleh karena itu, Jepang harus menerima pil pahit. Amerika Serikat membalas serangan itu memiliki tujuan ingin segera menyelesaikan perang.

Amerika ingin menyelesaikan perang dengan Jepang, dengan cara mengirimkan pesawat pembawa atom ke Jepang. Dengan target pengeboman pada kota Hiroshima dan Nagasaki.

Pada akhirnya, konflik berdarah tersebut pada Hiroshima dan Nagasaki menewaskan ratusan ribu jiwa itu juga menandai berakhirnya Perang Pasifik.

Awalnya ingin melumpuhkan ibu kota Jepang yakni Tokyo.

Baca Juga: Jangan Ketipu! Ini dia Cara Membedakan Buku Asli dan Buku Bajakan Sebelum Membeli

Namun pada waktu itu, presiden Amerika Serikat, Harry S Truman menyatakan meskipun orang Jepang sangat kejam. Pihak AS tidak boleh menjatuhkan bom atom di ibu kota lama (Kyoto) ataupun yang baru (Tokyo) demi kesejahteraan bersama.

Kesejahteraan bersama yang dimaksud adalah di Kyoto memiliki warisan sejarah, agama, dan budaya. Sedangkan tujuan AS pada kota yang memiliki pangkalan militer.

Ketika Jepang menyerang Amerika Serikat pada 7 Desember 1941 di pangkalan militer lautnya Pearl Harbor. Dengan sigap, AS langsung membalas dengan membombardir Tokyo.

Akibat serangan tersebut, Tokyo merupakan kota yang lumpuh. Karena itu, Tokyo tidak mungkin menjadi target untuk kedua kalinya.***

Editor: Ahmad Khakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah