Sejarah Singkat Hari Santri Nasional, Momentum Bersejarah Berdarah di Surabaya

- 8 Oktober 2020, 18:50 WIB
Masjid Jami' Baiturrahman Lasem Rembang
Masjid Jami' Baiturrahman Lasem Rembang /

Portal Kudus - Tanggal 22 Oktober diputuskan untuk Hari Santri Nasional.

 Penentuan Hari Santri Nasional ini disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) di tahun 2015 lantas lewat Keppres Nomor 22 tahun 2015.

Penentuan itu adalah bentuk penghargaan pemerintah pada peranan beberapa santri dalam perjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Logo Sumpah Pemuda 2020 dan Temanya Sesuai Kemenpora

Menurut Jokowi, kemerdekaan Indonesia di tahun 1945 tidak terlepas dari semangat jihad yang diperlihatkan oleh golongan santri.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Hari Santri Nasional : Kisah Perlawanan Bersejarah di Surabaya 1945

Banyak faksi yang bertanya-tanya fakta dipilihnya tanggal 22 Oktober untuk Hari Santri Nasional.

Melihat catatan riwayat, rupanya tanggal itu mempunyai hubungan langsung dengan kejadian paling bersejarah saat bangsa Indonesia berusaha menjaga kemerdekaannya.

Kejadian itu ialah maklumat Resolusi Jihad yang dilaksanakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari di Surabaya pada tanggal 22 Oktober 1945.

Di hari itu, KH Hasyim Asy'ari mengatakan untuk turut berusaha menahan tentara Belanda kembali lagi kuasai Indonesia lewat Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Hari Santri Nasional : Kisah Perlawanan Bersejarah di Surabaya 1945

KH Hasyim Asy'ari mengatakan ke santrinya jika perjuangan bela Tanah Air adalah keharusan buat tiap Muslim.

"Bela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu'ain atau harus buat tiap individu," tutur KH Hasyim Asy'ari.

Ajakan jihad yang dikobarkan oleh KH Hasyim Asy'ari ini membakar semangat beberapa santri di teritori Surabaya serta sekelilingnya.

Baca Juga: Saat Pembahasan Rancangan Undang-undang Cipta Kerja, Sejumlah fraksi Menyatakan Penolakan.

Beberapa pejuang menyerbu tempat Brigade 49 Mahratta yang diperintah Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Gempuran ini berlangsung semasa 3 hari beruntun, yakni dari tanggal 27 sampai 29 Oktober 1945.

Terjadilan pertarungan seru, Pasukan Inggris yang ditugaskan di kota Surabaya terjepit. Komandan mereka merayu Soekarno untuk menurunkan keadaan.

Tanggal 30 Oktober 1945 Soekarno tiba dari Jakarta ke Surabaya serta sukses menurunkan amarah arek-arek Suroboyo.

Tetapi, baru saja Soekarno tinggalkan Surabaya, kejadian kembali lagi berlangsung.

Jenderal Mallaby meninggal di tanggal 30 Oktober itu.

Waktu itu mobil yang ditumpanginya terserang ledakan granat dari pengawalnya sendiri waktu akan membuat perlindungan Mallaby dari kepungan Pejuang Indonesia.

Baca Juga: 2 Tips Jika Mengalami Positif Civid 19 Tanpa gejala atau OTG

Kematian Mallaby juga menyulut pertarungan berdarah yang lain di kota Surabaya, serta diketahui dengan Pertarungan 10 November 1945

Serta, tentara Inggris yang telah eksper serta menaklukkan pasukan NAZI Jerman memandang jika Surabaya ialah neraka buat mereka.

Resolusi Jihad yang dideklarasikan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 ini seakan memperingatkan kita tentang fungsi santri dalam perjuangan menjaga kemerdekaan Indonesia.

Santri yang sering diketahui bergelut sekitar kepentingan agama, rupanya ingin turut berusaha bersama-sama pejuang Tanah Air.

Baca Juga: Logo dan Tema Hari Santri Nasional 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh karena itu, tidak salah jika Presiden Jokowi selanjutnya memastikan tanggal ini untuk Hari Santri Nasional.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah