Sejak zaman kejayaan negara-negara Hindu di Jawa Tengah, Jepara telah dikenal
sebagai pelabuhan utara pantai Jawa.
Sebagai daerah yang juga berfungsi sebagai pintu gerbang komunikasi antara kerajaan Jawa dengan Cina dan India.
Demikian juga pada saat kerajaan Islam pertama di Demak, Jepara telah dijadikan
sebagai pelabuhan utara selain sebagai pusat perdagangan dan pangkalan armada perang.
Pada masa penyebaran agama islam oleh para Wali, Jepara juga dijadikan daerah “pengabdian” Sunan Kalijaga yang mengembangkan berbagai
macam seni, termasuk seni ukir.
Faktor lain yang melatarbelakangi perkembangan ukir kayu di Jepara adalah para pendatang dari negeri Cina yang kemudian menetap di Jepara.
Kemudian terdapat juga campur tangan Eropa dalam perkembangan seni ukir Jepara.
Setelah mendapat pengaruh dari beberapa agama dan budaya, Jepara memiliki motif ukir yang menggabungkan pengaruh-pengaruh tersebut.
Desain ukir klasik Jepara menggambarkan motif stilasi dari buah wuni dan daun berbentuk jari-jari.
Bentuk ukirannya termasuk relief datar Untuk memperindah dan memperjelas bentuk
ukirannya, kadang-kadang dasar ukiran dibuat tembus atau berlubang.