Network
Portal Kudus - Baru-baru ini muncul kabar bohong atau hoax yang mengatasnamakan bansos, parahnya akun bodong tersebut menggunakan logo Kemensos RI.
Hal tersebut membuat masyarakat gaduh dan gelisah, karena muncul pesan berantai yang seolah menyangkut bansos pemerintah.
Di tengah penantian masyarakat yang masih menanti bansos, keresahan muncul saat ada pesan WhatsApp yang beredar di masyarakat.
Baca Juga: PKH 2021 Tahap 3 Kapan Cair Tanggal Berapa Saja? Berikut Cara Cek Penerima Nama Penerima Bansos 2021
Akun Instagram @kemensosri seolah tak pernah sepi dari komentar masyarakat, dengan beredarnya informasi yang menimbulkan kebingungan.
Sehingga Kementerian Sosial RI Tri Rismaharini membuat konfirmasi, berupa pesan singkat yang disampaikan di akun Instagram @kemensosri.
Di tengah penantian bantuan sosial dari pemerintah, banyak muncul informasi hoax yang muncul di tengah masyarakat.
Baca Juga: Tiga Poin Penting KJP Plus DKI Jakarta, Jadwal Cair Juli 2021, Simak dan Perhatikan Detailnya
Hal tersebut membuat masyarakat resah dan agak terganggu, ketika mendapat pesan berupa permintaan login dan share mengatasnamakan Kemensos.
Dalam akun instagram milik Kemensos RI, banyak muncul komen yang menyampaikan keluh kesah terkait beredarnya kabar hoax.
Seperti kebanyak akun yang menyebarkan kabar bohong atau hoax, informasi yang mengatasnamakan Kemensos RI seolah meyakinkan dengan munculnya logo Kemensos.
Baca Juga: Bantuan Tambahan 10 kg Beras Siap Disalurkan untuk Penerima BST dan PKH, Cair Juli 2021 di Masa PPKM Darurat
Sebagian masyarakat tentu menelan mentah-mentah informasi tersebut, disebabkan karena literasi media yang minim.
Akibatnya ketika menerima pesan WhatsApp tentang bansos, dengan cepat di share tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu.
Bahkan Kemensos RI Tri Rismaharini menyampaikan dengan tegas konfirmasi, terkait kabar bohong terkait bansos.
Berikut adalah pesan yang dituliskan Kemensos RI Tri Risma Harini, melalui Instagram @kemensosri.
"Saya minta tolong masyarakat untuk berhati-hati, tidak mungkin kementerian itu menggunakan situs-situs semacam itu. Pasti kementerian menggunakan
situs resmi dalam menjalankan kebijakannya."
Kemudian diikuti dengan klasifikasi berupa informasi yang sebenarnya dan himbauan tentang kebenaran informasi yang sebenarnya.
Mengutip dari akun Instagram @kemensosri, berikut pesan terbuka yang berisikan konfirmasi atas beredarnya berita hoax.
"Telah beredar pesan berantai yang berisi form pendaftaran bentuan sosial PPKM Rp 300.000 dengan cara menjawab beberapa pertanyaan
pada situs https://subsidippkm.online/pembagian-subsidi/?PPKMjuli, yang membuat logo Kementerian Sosial . Lalu pendaftar diminta membagikan
pesan berantai ke teman melalui WhatsApp, yang kemudian akan mendapatkan balasan konfirmasi melalui sms."
Baca Juga: HORE! Warga Banyumas Dapat Bansos 2021 PPKM Darurat, Segera Daftar Bansos JPS di jpsbms.banyumaskab.go.id
Seperti itulah kiranya cuitan pesan berantai yang mengatasnamakan Kemensos RI, sebenarnya berita itu adalah hoax.
Kementerian Sosial tidak pernah membuat website, untuk pendaftaran penerima bantuan sosial Rp 300.000 dengan pesan berantai.
Kemensos dalam menjalankan tugasnya selalu menggunakan website resmi sebagai penunjang tanggung jawab yang dijalankan.
Selebihnya tidak pernah dan tidak mungkin menggunakan selain alamat resmi, dengan url go.id atau gov.
Demikian isi pesan konfirmasi resmi yang disampaikan kemensos melalui akun Instagramnya, masyarakat dihimbau berhati-hati dan lebih teliti.
Baca Juga: Perhatikan Persyaratan Pendebitan SPP KJP Plus DKI Jakarta, Perhatikan Langkah dan Ketentuannya untuk Sekolah
Itulah isi pesan himbauan Tri Rismaharini, meminta kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dan teliti.
Selain pesan singkat yang disampaikan @kemensosri
Pada dasarnya website yang digunakan instansi pemerintah adalah website resmi, dengan url alamat belakang go.id atau gov.
Itulah isi cuitan salah satu akun dengan nama @drafdie FYI, seolah menjadi informasi edukatif yang menambah kepekaan masyarakat.
Selain itu maka sudah bisa dipastikan akun yang ada adalah hoax, dan pastinya informasi yang disampaikan tidak benar.***
