Portal Kudus - Gunung api Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara mengalami erupsi pada Minggu, 29 November 2020 pukul 09.45 waktu setempat.
Hingga Sabtu, 5 Desember pukul 22.00 waktu setempat, warga yang tercatat mengungsi berjumlah 9.028 jiwa.
Diberitakan BNPB 6 Desember 2020, warga lereng Gunung Ili Lewotolok yang mengungsi mencapai lebih dari 9.000 warga. Mereka tersebar di pos pengungsian maupun rumah-rumah warga.
Baca Juga: Banjir 2 Kabupaten di Aceh 23 Kecamatan Terendam, 762 KK Dari Beberapa Desa Telah Mengungsi
Mereka yang mengungsi di fasilitas publik tersebar di 11 titik, yaitu kantor bupati lama 1.383 jiwa, aula Kelurahan Lewoleba Tengah 279, los pasar Lamahora 190, aula Kopdit Ankara 169, SMPN 1 Nubatukan 120, aula Selandoro 78, Aula Kantor Camat 70, aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, aula GMIT Maranatha 64, aula BKD PSDM 63 dan aula Kelurahan Lewoleba Barat 15.
Sedangkan di rumah keluarga, sebanyak 20 desa menjadi tujuan untuk pengungsian. Berikut data jumlah desa atau kelurahan dan sebaran jumlah jiwa dari warga yang mengungsi.
- Kel. Lewoleba Tengah : 832 jiwa
- Kel. Lewoleba : 513 jiwa
- Kel. Selandoro : 2.192 jiwa
- Kel. Lewoleba timur : 1.042 jiwa
- Kel. Lewoleba utara : 105 jiwa
- Kel. Lewoleba : 347 jiwa
- Kel. Lewoleba selatan : 876 jiwa
- Desa Lamatuka (ongah) : 29 jiwa
- Desa Waiengah : 19 jiwa
- Desa Baopanah : 9 jiwa
- Desa Merdeka : 6 jiwa
- Desa Hadekawa : 19 jiwa
- Desa Tapolango : 292 jiwa
- Desa Dikesare : 4 jiwa
- Desa Wailolong : 10 jiwa
- Desa Balauring : 19 jiwa
- Desa Dolulolong : 6 jiwa
- Desa Hingalamamemi : 2 jiwa
- Desa Lewubatang : 6 jiwa
- Desa Babokerong : 198 jiwa
Baca Juga: PVMBG: Waspada Ancaman Perubahan Perilaku Lahar di Alur Sungai dan Lembah Gunung Semeru
Diberitakan, penanganan darurat dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dibantu dengan berbagai unsur. Sejak awal, mereka membantu untuk melakukan evakuas warga yang berada di kawasan bahaya menuju ke tempat pengungsian di Kecamatan Lewoleba dan Hadakewa.
Kemudian, pemerintah daerah (pemda) memisahkan kelompok rentan yang mengungsi di los Pasar Lamahora menuju SMP Santa Theresia. Selain sekolah ini, pemda juga menyediakan 15 gedung sekolah untuk dijadikan pos pengungsian untuk kelompok rentan. Pemda juga akan menambahkan maupun membangun MCK di pos-pos pengungsian.