Terdapat Perusahan Besar di Rembang, Pekerja Pabrik Didominasi oleh Perempuan

- 3 Juni 2022, 13:02 WIB
Pekerja pabrik sepatu yang beroperasi di Kabupaten Rembang saat ini masih didominasi oleh kalangan perempuan.
Pekerja pabrik sepatu yang beroperasi di Kabupaten Rembang saat ini masih didominasi oleh kalangan perempuan. /suaramerdeka-muria.com/Ilyas al-Musthofa

Portal Kudus - Terdapat dua pabrik sepatu di Rembang yaitu PT Parkland World Indonesia di Pasar Banggi (Clangapan) dan PT HSK di Japeledok Pancur (Jalan Rembang-Pamotan).

Jumlah pekerja dua perusahaan pabrik sepatu di Kabupaten Rembang belakangan makin membeludak.

Namun, pekerja yang bekerja di dua pabrik tersebut saat ini masih disebut timpang dari sisi jenis kelamin.

Dilansir PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Pekerja Pabrik Sepatu Didominasi Perempuan, Ini Penyebabnya

Data dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Rembang, pekerja di dua pabrik tersebut masih didominasi kalangan perempuan.

Baca Juga: Penemuan Mayat Pemuda asal Rembang, Satlantas Polres Tuban Langsung Turun Tangan

Dari total sekira 4.854 pekerja di dua pabrik tersebut, hanya 543 orang yang merupakan laki-laki.

Sisanya, 4.311 pekerja merupakan kalangan perempuan.

Data tersebut dirangkum oleh Disperinaker Rembang pada awal 2022.

Dua pabrik sepatu tersebut adalah PT Parkland World Indonesia (PWI) di Pasar Banggi (Clangapan), dan PT HSK di Japeledok Pancur (Jalan Rembang-Pamotan).

Kabid Peningkatan Pengembangan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dwi Septina menyebutkan, belum mendapatkan update data terbaru jumlah pekerja di dua pabrik tersebut per Mei 2022.

Baca Juga: Liga Santri Pati Resmi Diundur, Berikut Jadwal Terbarunya

Namun, bisa jadi jika ada perubahan, tidak signifikan, baik dari jumlah maupun jenis kelamin pekerja.

Pekerja tersebut hanya dari dua pabrik sepatu, belum termasuk pabrik tas yang berada di Pantura Pasar Banggi.

“Data di kami pekerja laki-laki 543 orang, perempuan 4.311 orang. Itu pekerja di dua pabrik sepatu Clangapan dan Japeledok. Itu data pada awal 2022. Belum tahu posisi sekarang,” jelas Septina.

Ia memperkirakan, penyebab mengapa pekerja dua pabrik di Rembang itu didominasi perempuan karena terkait porsi pekerjaan.

Bisa jadi perempuan dianggap lebih memiliki multitasking atau bisa melakuakn dua atau lebih pekerjaan.

Baca Juga: Waspada, Terdapat Hewan Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Jeparaa

“Mungkin karena pekerja perempuan dianggap lebih multitasking dibandingkan laki-laki. Saat ini kebanyakan adalah tenaga operasional, perempuan dianggap bisa lebih bekerja walaupun di bawah tekanan,” paparnya.

Ia mengungkapkan, pekerja laki-laki yang saat ini bekerja di dua pabrik sepatu Rembang kebanyakan menempati posisi keamanan dan sopir.

Sebagian lainnya, menempati posisi produksi.

“Untuk saat ini dua pabaruk sepatu di Rembang lebih membutuhkan tenaga perempuan,” tandasnya.***

Editor: Kartika Kudus

Sumber: Suara Merdeka Muria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah