Portal Kudus - Selama pandemi, aktivitas yang telah melekat di masyarakat berubah secara total. Anak-anak yang biasanya berangkat sekolah, kini harus belajar dari rumah.
Lamanya anak belajar dari rumah, memberi efek negatif yaitu naiknya angka putus sekolah.
Hal itu dikarenakan sistem pembelajarannya menjadi tidak menyenangkan. Siswa lebih suka bertemu dengan temannya dan berinteraksi dengan gurunya.
Dikutip PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Workshop Pedagogi Berbasis TIK di SMAN 1 Jepara : Pembelajaran Tak Menyenangkan Picu Putus Sekolah
Dalam proses pembelajaran, guru di sekolah hanya memfoto materi pelajaran, lalu mengirimkannya ke siswa untuk dipelajari.
Baca Juga: Masa Jabatan Telah Habis, DPRD Kabupaten Jeparaa Umumkan Surat Pemberhentian Bupati Jepara
Hal ini terus dilakukan, meskipun sebenarnya para guru tahu bahwa hal itu sebuah kesalahan.
Temuan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah melalui daring saat membuka Workshop bagi Pendidik: Pedagogi Berbasis TIK di SMAN 1 Jepara.
Krisis pembelajaran yang ada tersebut menjadikan pendidikan di Indonesia semakin tertinggal, bahkan hilangnya pembelajaran atau learning loss ini menjadi tagline sehingga memerlukan perhatian khusus untuk segera diperbaiki.
Baca Juga: Razia Lagi, Satpol PP Kabupaten Rembang Menyasar Tempat Prostitusi Berkedok Pijat Capek