Network
Portal Kudus - Ketua Asosiasi Petani Tembakau Imam Ghozali menyampaikan kalau para petani tembakau mengeluhkan terkait harga tembakau yang tidak stabil beberapa tahun terakhir akibat musim tak menentu dan adanya kompetitor.
“Sudah beberapa tahun akibat musim yang tidak mendukung dan ketika panen raya kita mendapat saingan dengan tembakau yang sudah dikemas dari luar negeri. Itu akan berpengaruh di petani kita,” kata Imam.
Imam ditemui saat selesai dalam acara talkshow Radio Suara Kota Wali (RSKW) 104.8 FM pada 4 November 2021 di Ruang Command Center.
Imam mengatakan, pihaknya bersama Asosiasi Petani Tembakau di Jawa Tengah sudah melakukan koordinasi dengan Istana Negara terkait harga tembakau.
Baca Juga: Sempat Tertunda Pandemi, 10 Kepala Keluarga Siap Berangkat ke Kalimantan
“Kami sudah diberikan janji-janji namun realisasinya belum ada. Saat ini petani dalam keadaan dilematis dengan harga tembakau. “Di satu sisi menjadi petani tembakau adalah mata pencaharian mereka. Ini budaya bagi kita walaupun tertatih-tatih kita tetap menanam.” kata Imam.
Baca Juga: Alih Fungsi Lahan, PT KAI Beri Sosialisasi dan Diskusi dengan Warga Desa Kaliombo Rembang
Dirinya juga menyebutkan, total anggota Asosiasi Petani Tambakau di Demak ada 16.000 orang dari 3 Kecamatan penghasil tembakau yakni Guntur, Karangawen dan Mranggen.
Baca Juga: Siap Siaga Tanah Longsor, BPBD Kabupaten Semarang Pasang Early Warning System
“Semoga harapan dari para petani tembakau untuk melakukan koordinasi secara tatap muka dengan Bea Cukai dapat terlaksana. Mungkin permintaan lain seperti pupuk tembakau diperbanyak, supaya tembakau yang khususnya di Jawa Tengah mutunya bisa terjaga, jangan sampai salah satu Saprodi (sarana produksi pertanian) nya terkendala,” kata Imam.
