Cara Membuat Wedang Bunga Mawar khas Desa Kajar Lasem, Menyimpan Khasiat bagi Kesehatan dan Kecantikan

- 4 April 2024, 12:37 WIB
Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga Desa Kajar sedang membuat wedang mawar.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga Desa Kajar sedang membuat wedang mawar. /rembangkab.go.id/

Portal Kudus - Bagaimana cara membuat wedang bunga mawar khas Desa Kajar Lasem Rembang?

Simak selengkapnya informasi berikut dan pahami apa saja bahan-bahan dan cara membuatnya. 

 

Bukan rahasia lagi jika Desa Kajar dikenal dengan tanaman bunga mawarnya yang melimpah, baik yang ditanam di perkebunan maupun pekarangan warga.

Tak heran, minuman wedang mawar menjadi salah satu minuman khas yang patut dicicipi di desa ini.

Baca Juga: 3 Guru di Rembang Terpilih Ikuti Program Microcredential CS50x, Belajar Digital Skill dari Harvard University

Mudayanah, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga Desa Kajar, mengungkapkan bahwa pembuatan wedang mawar telah dimulai sejak delapan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2016.

Bagaimana cara mendapatkan wedang bunga mawar ini?

Bagi masyarakat yang ingin menikmati wedang mawar, harus melakukan pemesanan terlebih dahulu karena minuman ini hanya bertahan selama tiga hari pada suhu ruangan atau lima hari jika disimpan dalam lemari es.

Wedang mawar dijual per botolnya seharga Rp. 8 ribu, namun untuk pembelian dua botol, harga spesial Rp. 15 ribu berlaku.

Baca Juga: Jelang Lebaran 2024, Rembang Dapat Tambahan 5.600 Gas LPG 3kg untuk Atasi Kelangkaan

 

Cara membuat wedang bunga mawar

Adapun untuk membuat wedang mawar, bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain: bunga mawar, jahe, serai, kayu secang, dan gula yang direbus hingga mawar mengeluarkan minyak. Setelah itu, wedang mawar dikemas dalam botol dan siap dinikmati.

Tak hanya rasanya yang segar dan cocok untuk diminum dalam keadaan hangat, wedang mawar juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan dan kecantikan.

Seperti meningkatkan imunitas tubuh dan meredakan gejala wasir, serta memiliki efek mencerahkan warna bibir dan mengatasi tanda-tanda penuaan kulit.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Polres Blora Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Ketupat Candi tahun 2024

Meski begitu, salah satu kendala yang dihadapi oleh para produsen wedang mawar adalah kenaikan harga bunga mawar menjelang Hari Raya Idul Fitri, yang kadang-kadang mengurangi keuntungan mereka.

“Kendalanya biasanya momen menjelang lebaran. Harga mawar per tangkai naik jadi Rp 2 ribu sampai Rp. 3 ribu. Kalau ada pesanan di waktu–waktu itu ya gimana gitu, sedangkan untuk harga kita tetap,” ungkapnya.

Peran dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang sangat membantu dalam mengembangkan potensi bunga mawar dan KWT di desa tersebut.

Wahyu Tri Utami, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kajar, menambahkan bahwa selama ini Pemerintah Desa telah aktif dalam mempromosikan wedang mawar ini melalui berbagai cara, seperti bazar dan menyajikannya kepada tamu yang datang, serta memberikan fasilitasi dana untuk produksi.

“Untuk peran dari Pemerintah Desa selama ini membantu mempromosikan. Baik melalui bazar- bazar, menyuguhkan wedang mawar kepada tamu yang datang, ke dinas- dinas maupun fasilitasi dana untuk produksi,” katanya.***

Editor: Al Mahfud

Sumber: rembangkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah