Lentog adalah nama lain dari lontong. Sebutan yang terakhir lebih familiar di telinga orang Indonesia pada umumnya. Namun di Kudus, lontong lebih dikenal dengan nama lentog.
Keunikan utama yang terlihat dari lentog Tanjung yaitu menggunakan lontong yang berukuran sangat besar. Lentog atau lontong terbuat dari beras yang dibungkus daun pisang, kemudian direbus hingga 4 jam. Lentog Tanjung atau lentog Kudus berukuran lebih besar daripada ukuran lontong pada umumnya. Besarnya seukuran betis orang dewasa. Ini yang membuatnya berbeda dari lontong biasa yang berukuran kecil.
Cara menyajikannya dengan memotong lontong menjadi bagian kecil, kemudian diletakkan di piring yang beralaskan daun pisang. Lontong ini diberi kuah sebagai pelengkap. Kuah pelengkapnya terdiri dari 2 macam, yaitu sayur gori (nangka muda) dan lodeh tahu. Tak lupa cabe hijau utuh yang direbus menjadi penghias lentog. Untuk memperkaya rasa, lentog akan diberikan taburan bawang merah goreng di atasnya.
Jika Anda pecinta makanan pedas, Anda dapat meminta sambal pada penjual. Sambal merah khas Lentog Tanjung wajib selalu ada menemani Lentog agar tercipta rasa yang lebih nikmat.
Keunikan lainnya dari lentog adalah cara menikmatinya menggunakan suru (terbuat dari daun pisang yang disobek berbentuk persegi panjang, kemudian dilipat menjadi dua) sebagai pengganti sendok.
Sebagai pelengkap, penjual lentog biasanya juga menyediakan berbagai jenis sate sebagai tambahan lauk. Diantaranya yaitu sate telur puyuh, sate usus, sate ati ampela, dan kerupuk.***