Network
Kolesterol HDL atau high-density lipoprotein memiliki fungsi untuk meningkatkan kesehatan jantung. Kolesterol ini disebut juga dengan kolesterol baik atau good cholesterol. Berbeda dengan HDL, low-density lipoprotein atau kolesterol LDL justru sebaliknya. Seseorang yang memiliki kolesterol ini berlebihan dalam tubuh, akan menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, termasuk di jantung.
Menurut American Heart Association, kadar kolesterol LDL yang tinggi pada tubuh seseorang dapat menjadi faktor utama penyakit jantung, terutama serangan jantung. Secara global, hampir 18,6 juta orang meninggal pada tahun 2019 akibat penyakit jantung,
Untuk itulah demi menjaga kesehatan tubuh, Anda perlu menyeimbangkan kadar kolesterol HDL dan LDL.
“Terdapat dua jenis kolesterol, yaitu high-density lipoprotein dan low-density lipoprotein. Dinamakan demikian karena keduanya memiliki kepadatan partikel yang berbeda. Meski keduanya dianggap kolesterol, namun perannya sangat berbeda,” ungkap Christopher Di Giorgio, MD, seorang ahli jantung dari Englewood Health, seperti dikutip PortalKudus dari The Healthy.
Kolesterol LDL, Sang Kolesterol ‘Jahat’ vs Kolesterol HDL, Sang Kolesterol ‘Baik’
LDL memindahkan kolesterol melalui darah menuju tempat yang dibutuhkan untuk perbaikan sel dan fungsi lainnya. Karena partikel ini memiliki lebih banyak lemak daripada protein, mereka dianggap sebagai lipoprotein densitas rendah. Ketika Anda mengonsumi makanan tinggi kolesterol, Anda akan mengalami kelebihan LDL dalam darah.
“LDL ini kemudian terkumpul di dinding arteri, menciptakan plak dan mengeraskan arteri,” kata Dr. Di Giorgio.
Hal inilah yang dapat menyebabkan penyakit serius yang disebut aterosklerosis. Oleh karena itu LDL disebut sebagai kolesterol "jahat".
