Portal Kudus - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan bahwa masyarakat harus berperan aktif dalam upaya pencegahan cacar monyet atau monkeypox.
"Masyarakat harus memahami mengenai penyakit ini agar dapat ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan secara bersama-sama," kata Masdalina.
Pemerintah telah mengkonfirmasi adanya kasus pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia pada Sabtu 10 Agustus 2022.
Kasus pertama cacar monyet terjadi pada seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun asal DKI Jakarta, pasien tersebut diketahui kabarnya memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
“Mengingat pada saat ini telah ditemukan kasus pertama cacar monyet di Indonesia, masyarakat harus mengetahui tanda atau gejala cacar monyet, ungkap Masdalina.
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menjelaskan bahwa monkeypox merupakan salah satu penyakit virus yang disebabkan oleh Orthopoxvirus.
"Masa Inkubasi antara 5-21 hari, dengan gejala bervariasi pada setiap penderita, tetapi mirip dengan penyakit infeksi lain, pada umumnya gejala adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening dan yang khas adalah munculnya ruam di kulit," katanya.
Pane menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan jangan sampai menimbulkan stigma negative karena khawatir.