Jangan Dibuang, Ini Manfaat Tersembunyi Dari Daun Pisang Kering. Pengolahan Daun Pisang Kering Menjadi Pupuk K

- 16 Februari 2021, 18:15 WIB
Pohon pisang dipercaya bisa membawa keberkahan dan kekayaan bagi pemiliknya.*
Pohon pisang dipercaya bisa membawa keberkahan dan kekayaan bagi pemiliknya.* /Pixabay/

Portal Kudus – Penggunaan pohon pisang sebagai media tanam menjadi trend di dunia pertanian, maupun media yang sangat baik untuk pertumbuhan kecampah dalam proses penyemaian.

Daun pisang biasanya dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahan masakan, tetapi daun pisang yang mengerih kerap kali menjadi limbah yang akhirnya dibuang dan dibakar.

Banyak beredar teknik pemanfaatan daun pisang menjadi pupuk, seperti channel Youtube Bali Organik TV dalam vlog-nya yang berjudul “Cara Membuat Kompos Daun Pisang, Jawaranya Kompos Daun” membagikan cara mengolah daun pisang kering menjadi pupuk kompos organik.

Baca Juga: Mengolah Limbah Hasil Penyiangan Rumput Liar Menjadi Pupuk Urea Organik. Cara Membuat Pupuk Urea Organik Dari

“Mengapa pohon pisang begitu baik untuk pertumbuhan tanaman di fase-fase awal, karena pohon pisang kaya dengan nitrogen dan kalium, selain itu berbagai hormon perangsang pertumbuhan,” ujar pemilik channel Youtube tersebut.

Sehingga tidak hanya bermanfaat sebagai pupuk kompos organik tetapi juga bisa menjadi ZPT (Zat Perangsang Tanaman).

Cara membuat pupuk kompos organik dalam vlog tersebut menggunakan bahan utama dari limbah daun pisang kering yang sudah dipotong kecil-kecil.

Baca Juga: 2 Hari pengolahan Pupuk Kandang Sapi Tanpa Fermentasi, Pengolahan Pupuk Kandang Dari Limbah Kotoran Sapi Mudah

Penambahan bioaktivator juga tidak perlu menggunakan EM4 melainkan bisa dengan limbah buah-buahan yang mengandung glukosa seperti limbah kulit buah papaya.

Karena proses fermentasi dedaunan kering tergolong dalam proses penguraian atau dekomposisi yang ringan sehingga cukup dengan bakteri stater atau bioaktivator dari limbah tersebut.

Cara ini juga bisa mengantisipasi ongkos pengolahan pupuk kompos organik menjadi lebih hemat karena tidak harus membeli EM4.

  1. Siapkan wadah yang berisi air yang sudah dicampur dengan dedak padi dan bioaktivator dari limbah kulit daun papaya dan aduk agar tercampur merata.
  2. Masukkan limbah daun pisang kering yang sudah dipotong kecil-kecil ke dalam wadah ember tersebut dan aduk kembali hingga terendam merata.
  3. Tutup rapat wadah ember tersebut dan biarkan selama sekitar sehari semalam.
  4. Pindahkan ke dalam karung dan simpan selama 3 hari.
  5. Buka dan tambahkan air secukupnya ke dalam karung untuk mengjaga kelembaban bahan kompos
  6. Tutup kembali selama sekitar 7 hari berikutnya.

Biasanya pada 7-10 hari pertamai sudah tercium bau khas kompos, tetapi jika belum tercium bau tersebut maka bisa diberikan penambahan air campuran dari dedak padi dan bioaktivator sebelumnya.

Pemilik channel Youtube tersebut juga menegaskan untuk tidak melakukan pengecekan kelembaban bahan kompos tersebut setiap. Karena hal tersebut menjadi kesalahan fatal dalam proses pengomposan.

Pengecekan pada kelembaban bahan kompos sebaiknya dilakukan kembali sekitar 3 ampai 4 hari sekali, dan disimpan dari sinar matahari secara langsung serta dari tempat berangin.

Karena hal tersebut bisa menyebabkan keadaan bahan kompos cepat kering dan mempengaruhi kurang baiknya kelembaban.

Tekstur pupuk kompos yang sudah matang seperti pupuk organik lainnya yang terurai dan menjadi butiran halus berwarna hitam yang sudah kering dan tidak berbau.***

Editor: Sugiharto

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah