Organisasi Relawan Merapi, Siap Dengan Skenario Terburuk Kondisi Gunung Merapi

- 17 November 2020, 18:00 WIB
Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) mendampingi pengungsi Gunung Merapi saat senam di barak pengungsian Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (8/11/2020). Selain sebagai trauma healing atau penyembuhan trauma, senam yang dilakukan secara rutin tersebut untuk menjaga kesehatan khususnya pengungsi lanjut usia. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.
Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) mendampingi pengungsi Gunung Merapi saat senam di barak pengungsian Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (8/11/2020). Selain sebagai trauma healing atau penyembuhan trauma, senam yang dilakukan secara rutin tersebut untuk menjaga kesehatan khususnya pengungsi lanjut usia. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc. /Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto

Portal Kudus – Kondisi terkini merapi dari pantauan jauh terlihat biasa saja, namun aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di perbatasan wilayah administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meningkat.

 

Situasi ini mendorong Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meningkatkan status aktivitas dari level II menjadi level III pada 5 November 2020 lalu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk evakuasi dan penyelamatan warga, dilansir dari Siaran BNPB Jumat 13 November 2020 silam.

Baca Juga: Rekomendasi BMKG, Untuk Jenis Transportasi Laut Dengan Kemampuan Menerjang Gelombang  

BPBD di empat kabupaten, yakni Boyolali, Klaten, Magelang dan Sleman, telah mengevakuasi dengan prioritas kelompok rentan.

Kelompok rentan tersebut berasal dari dusun-dusun yang direkomendasikan BPPTKG untuk dievakuasi ke tempat aman.

BNPB melalui Deputi Bidang Pencegahan menindaklanjuti dengan melaksanakan koordinasi antar relawan untuk mengkomunikasikan kesiapsiagaan menghadapi potensi erupsi.

 Baca Juga: Menaker, Memastikan Bahwa Tidak Ada Penundaan Pencairan Subsidi Gaji Termin 2

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan memimpin langsung koordinasi tersebut di Yogyakarta, pada Kamis (12/11).

Lilik menyampaikan, hal penting yang perlu diingat adalah perlunya perencanaan yang matang, seperti persiapan mengaktivasi rencana kontingensi menjadi rencana operasi dengan skenario terburuk disesuaikan dengan informasi yang disampaikan oleh BPPTKG.

“Kesiapan relawan yang tergabung dalam berbagai organisasi yang hadir dalam koordinasi hari ini perlu diapresiasi. Namun, kita tetap perlu menyiapkan sebuah perencanaan yang baik. Rencana kontingensi yang dimiliki harus siap diaktivasi menjadi rencana operasi,” ujarnya.

BNPB mengingatkan bahwa informasi harus berasal dari sumber satu pintu, yaitu BPPTKG.

Ia menambahkan, informasi bersumber dari satu pintu, yaitu BPPTKG, sehingga informasi yang simpang siur atau hoaks tidak meresahkan masyarakat,” tambah Lilik.

Diberitakan selanjutnya pada hari yang sama, perwakilan organisasi relawan sepakat terhadap penerapan prosedur kesehatan dan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Mereka yang akan membantu harus dipastikan aman sehingga tidak menimbulkan penularan virus kepada warga yang akan dibantunya.

Pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk melihat kesiapan daerah terutama relawan dalam menghadapi potensi erupsi Merapi. BNPB, BPBD DIY dan Provinsi Jawa Tengah sifatnya hanya mendukung dan mendampingi.

Tindak lanjut dari koordinasi ini diharapkan desk relawan dapat diaktifkan guna memetakan ketersediaan dan kebutuhan sumber daya sehingga alokasinya menjadi tepat sasaran.***

Editor: Sugiharto

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x