CERPEN Sumpah Pemuda 2022 Singkat dan Terbaru Bangkitnya Jiwa Sumpah Pemuda, Cocok untuk Kehidupan Sehari Hari

- 25 Oktober 2022, 09:46 WIB
Teks Susunan Upacara Hari Sumpah Pemuda 2022, 28 Oktober untuk Siswa SD dan SMP
Teks Susunan Upacara Hari Sumpah Pemuda 2022, 28 Oktober untuk Siswa SD dan SMP //Freepik.com/

Mendengar penuturan Roseta, semuanya jadi diam dan saling melempar pandangan satu sama lain. Bejo yang ingin mengutarakan kalimatnya tiba-tiba berhenti ketika dia menyadari kalau pundaknya ditepuk oleh Reihan.

“Mungkin kamu nggak tau perjuangan para Pemuda pada zaman dulu yang memperjuangkan kemerdekaan demi bangsa dan tanah air mereka, demi tempat tinggal mereka supaya tidak direbut oleh penjajah bangsa lain. Aku tahu kamu orang kaya Roseta, tapi tak bisakah kamu menghormati para pemuda yang telah berjuang demi tanah yang kita jejaki ini? Bahkan kalau dipikir-pikir, kita nggak bakal bisa hidup tenang di tanah kita ini kalau bukan karena perjuangan para pemuda.” Ucap Reihan dengan penuh percaya diri.

“Rei benar,” Desyca berjalan menuju tempat Rei berdiri.

“Para Pemuda zaman dahulu berkorban demi kita semua. Namun jika dikatan merdeka, sebenarnya.. kita semua belum merasakan apa itu kemerdekaan, bahkan tidak akan pernah.”

Baca Juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 106 Kegiatan 1 Tentang Menulis Tanggapan

Semuanya berkerut kening, “Bagaimana maksud kamu Desyca?” Viona kini bertanya.

“Yah.. seperti yang kalian tahu, sampai kapanpun tidak ada yang namanya kemerdekaan. Kalian hanya akan terus terjajah oleh bangsamu dan dirimu sendiri.”

Desyca menghela nafas, “Kalian tahu, dahulu kita dijajah bangsa lain atas nama kolonial, setelah merdeka kita pun dijajah pemimpin kita atas nama aturan yang tujuannya hanya untuk mempetahankan kekuasaannya, untuk kepentingannya sendiri. Bahkan kita tidak sadar bahwa diri kita sendiri menjajah atas nama obsesi dan kehenak berkedok nafsu hanya untuk eksistensi sesaat yang hanya bikin sesat.”

Semuanya terdiam, terhipnotis dengan ucapan Desyca yang begitu dalam menusuk jiwa para pemuda kelas XII MIPA-6. Bahkan Arjuna yang tidak pernah mengalihkan matanya dari game kini diam menatap Desyca, tak lama dia pun berdiri dan mengangkat ponselnya.

“Ini adalah contoh kalau kita sebenarnya masih dijajah dan tanpa disadari diri kita menjajah atas nama obsesi.” Ujar Arjuna dengan sorot mata dingin dan mata panda melekat di sana.

Halaman:

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah