5 Langkah Ta'aruf yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Melakukannya, Simak Selengkapnya!

- 26 September 2022, 11:11 WIB
Ilustrasi 5 Langkah Ta'aruf yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Melakukannya, Simak Selengkapnya!
Ilustrasi 5 Langkah Ta'aruf yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Melakukannya, Simak Selengkapnya! /Tangkap layar: transtv.co.id

Portal Kudus - Ketika kita beranjak dewasa, memiliki pasangan akan menjadi salah satu kebutuhan dan prioritas kita. Hal ini memang sudah menjadi kodrat manusia karena Allah telah berfirman dalam Surah Adz-Dzariyat [51: 49] bahwa Dia menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.

Namun, menemukan orang yang tepat yang akan menemani kita melewati suka dan duka, hingga akhir hayat, bukanlah hal yang mudah. Pasti banyak pertimbangan dan proses panjang yang harus dilalui.

Islam sebagai deen yang sempurna mengajarkan kita untuk melakukan perjalanan tersebut di jalan yang benar. Dengan berpacaran untuk mengenal seseorang dengan baik? Tidak, itu tidak boleh. Allah membencinya karena itu dekat dengan zina. Jalan yang benar untuk mendapatkan ridha Allah ini disebut ta'aruf. Sebuah istilah yang mungkin sudah sering kita dengar.

Baca Juga: LATIHAN Soal UTS PTS PKN Kelas 7 Semester 1 Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawabannya Buat Referensi

Pada dasarnya ta'aruf berasal dari kata ta'arafa - yata'arafu yang berarti perkenalan dalam konteks umum. Perkenalan kepada seseorang, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat [49: 13]:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal."

Sedangkan dalam konteks yang lebih sempit, artinya adalah perkenalan antara laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal satu sama lain secara detail karena pernikahan adalah tujuan utama dalam hal ini. Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak serius dan hanya ingin melakukan uji coba sangat dianjurkan untuk tidak melakukannya.

Baca Juga: DOWNLOAD Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 untuk Acara Di Masjid, Edit dan Dapatkan Undangan Gratis

Ketika seseorang memiliki niat untuk melakukan ta'aruf, ide untuk menemukan pasangan dan menikah harus ada dalam pikiran mereka pada saat yang sama. Meskipun ta'aruf tidak selalu berakhir dengan pernikahan. Kita juga bisa membaca pacaran halal dalam Islam untuk memudahkan kita memahaminya.

Al-Qur'an dan hadits memang tidak menjelaskan secara eksplisit apa itu ta'aruf dan tahapan-tahapannya, tetap saja kita bisa mempelajarinya dari kisah Rasulullah dan Khadijah. Diawali dengan kerja sama mereka dalam berbisnis, Khadijah merasa tertarik kepada Rasulullah terutama karena sifat beliau yang mengesankan.

Ia kemudian mendelegasikan Maisarah, pekerja laki-lakinya, untuk pergi ke Syam bersama Rasulullah. Khadijah ingin Maisarah mengamati kebiasaan dan kepribadian Rasulullah, dan menceritakannya kepadanya.

Tidak diragukan lagi bahwa kisah ini menjadi dasar melakukan ta'aruf dalam Islam. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Khadijah yang mengawali ta'aruf. Memang tidak salah, sih, jika wanita melakukan hal tersebut. Namun sebelum Anda melakukannya, Anda bisa mempelajari terlebih dahulu cara-cara wanita meminta dilamar menurut Islam.

Baca Juga: Pecinta Drakor, Wajib Cobain Resep Sweet And Spicy Korean Fried Chicken Homamade

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak ada tahapan ta'aruf yang pasti. Namun, menurut para ulama kita dan beberapa referensi tertulis, pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 5 langkah.

Persiapkan Diri Anda

Bahkan kita perlu persiapan untuk hal-hal sederhana. Memasak atau pergi ke sekolah, misalnya. Kaidah yang sama ini juga diperlukan dalam ta'aruf. Kita perlu memiliki pemahaman yang komprehensif tentang hal itu, sehingga kita tahu pasti apa yang akan kita capai (orientasi kita), dan tidak akan ada kesalahpahaman atau penyesalan di akhir. Kita bisa belajar dari sumber manapun; buku, video Youtube atau internet.

Namun demikian akan jauh lebih baik jika kita belajar langsung dari Ustad kita untuk mendapatkan informasi yang valid dan memahami adab-adab pencari ilmu dalam Islam. Selain aspek ilmu, interaksi kita dengan Allah juga merupakan sesuatu yang penting.

Jangan lupa untuk selalu memohon petunjuk-Nya untuk memudahkan usaha kita dan membuat kita berani karena kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi ke depan. Tingkatkan kualitas ibadah fardhu dan tingkatkan kuantitas sunnah.

Baca Juga: Contoh Susunan Acara untuk MC Maulid Nabi Muhammad SAW

Pilihlah 'Orang' dan Pihak Ketiga

Orang di sini tentu saja berarti orang yang ingin kita ajak ta'aruf, atau kita sebut di sini sebagai calon pasangan. Bisa dari pilihan kita sendiri (kita pilih sendiri) atau rekomendasi dari orang-orang terdekat kita (keluarga, teman). Pada langkah ini, kita belum banyak mengenal mereka atau tidak mengenal mereka sama sekali (jika kita belum pernah bertemu mereka sebelumnya).

Namun, satu hal yang perlu kita pastikan terlebih dahulu adalah bahwa mereka adalah orang yang beragama. Hal ini penting, karena agama adalah fondasi dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan pasangan untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan kecintaan kita kepada Allah. Setelah memilih orang tersebut, barulah kita tentukan pihak ketiga yang akan menjadi mediator untuk menyampaikan niat ta'aruf kita kepada calon pasangan kita.

Kita harus berhati-hati dan selektif dalam memilih pihak ketiga ini. Mereka harus handal, obyektif, dapat dipercaya dan juga mengetahui aturan-aturan ta'aruf. Kita akan membutuhkan bantuan mereka sampai langkah terakhir ta'aruf.

Bertukar Profil

Jika calon pasangan kita mengatakan 'ya' dan setuju untuk melakukan ta'aruf dengan kita, kita bisa melangkah ke langkah berikutnya. Pernikahan adalah 'perjalanan' seumur hidup, jadi kita harus mengenal calon pasangan kita dengan baik. Dalam ta'aruf, hal ini dilakukan dengan bertukar profil. Berbeda dengan profil yang kita gunakan untuk melamar pekerjaan, profil di sini harus ditulis secara detail yang dapat menggambarkan diri kita dengan tepat.

Misalnya, kita bisa menulis profil umum kita (nama, tanggal lahir, alamat), deskripsi fisik (tinggi, berat badan, warna kulit), deskripsi karakter (motto, passion), latar belakang keluarga, visi dalam pernikahan dan kriteria calon pasangan kita. Itu hanya sebuah contoh. Kita bisa menambahkan deskripsi lain yang harus diketahui calon pasangan kita dan melampirkan foto kita.

Sebaliknya, kita juga berkesempatan untuk membaca profil mereka dan mempertimbangkan apakah mereka memenuhi kriteria kita atau tidak. Harus digarisbawahi bahwa kita tidak hanya mengandalkan pikiran kita sendiri dalam mengambil keputusan. Kita harus meminta petunjuk Allah. Salah satu caranya adalah dengan melakukan shalat istikharah.

Selain shalat istikharah, kita juga dapat melaksanakan shalat istikharah ketika kita membutuhkan sesuatu. Dengan pertolongan Allah, jika kita tidak yakin dengan orang tersebut, kita bisa berhenti di sini. Sebaliknya, jika kita tertarik dan ada semacam kepastian di dalam hati kita, kita bisa melangkah ke langkah berikutnya.

Baca Juga: DOWNLOAD Soal PTS PKN Kelas 7 Semester 1 dan Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka Tahun 2022 Sesuai Kisi kisi

Nadzhar

Pada langkah ini, kita bertemu dengan calon pasangan kita dengan didampingi oleh mediator dari kedua belah pihak. Pertemuan sebaiknya dilakukan secara tatap muka, tidak menggunakan teknologi apapun seperti video call.

Mengapa? Karena komunikasi melalui perangkat teknologi terbatas dan bisa dimanipulasi. Ada sebuah hadits terkait nadzhar yang diriwayatkan oleh Bakr bin Abdullah Al-Muzani.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، قَالَ حَدَّثَنِي عَاصِمُ بْنُ سُلَيْمَانَ، هُوَ الأَحْوَلُ عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَنَّهُ خَطَبَ امْرَأَةً فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " انْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا " . وَفِي الْبَابِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ وَجَابِرٍ وَأَنَسٍ وَأَبِي حُمَيْدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ . قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ . وَقَدْ ذَهَبَبَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ إِلَى هَذَا الْحَدِيثِ وَقَالُوا لاَ بَأْسَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا مَا لَمْ يَرَ مِنْهَا مُحَرَّمًا . وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ وَإِسْحَاقَ . وَمَعْنَى قَوْلِهِ " أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا " قَالَ أَحْرَى أَنْ تَدُومَ الْمَوَدَّةُ بَيْنَكُمَا

"Diriwayatkan bahwa Al-Mughirah bin Syu'bah berkata: 'Aku melamar seorang wanita pada masa Rasulullah, dan Nabi berkata: 'Apakah engkau telah melihatnya? Aku berkata: 'Belum', beliau bersabda: 'Lihatlah dia, karena hal itu lebih dapat menimbulkan rasa cinta di antara kalian." (Jami' at-Tirmidzi)

Di sini, kita dapat mengamati sikap mereka, tetapi tetap menerapkan syariah dengan merendahkan pandangan kita. Jika ada sesuatu yang tidak tertulis di CV yang ingin kita ketahui, kita bisa menanyakannya di langkah ini. Ini adalah langkah untuk mengetahui lebih dalam tentang mereka, dan juga langkah terakhir sebelum memutuskan untuk benar-benar memilih mereka sebagai calon pasangan kita atau tidak.

Jadi, jangan sampai kita kehilangan kesempatan ini. Setelah nadzhar, kita akan memiliki beberapa waktu untuk mempertimbangkan dan berpikir secara menyeluruh. Selama waktu ini, sekali lagi, lakukan shalat isikharah. Ini adalah salah satu keputusan penting dalam hidup kita. Kita memerlukan Allah untuk membantu kita memutuskan keputusan yang tepat, memilih pilihan yang tepat. Seperti pada langkah terakhir, jika kita tidak yakin, kita dapat menghentikan ta'aruf ini. Jika tidak, itu artinya masih ada satu langkah lagi sebelum menikah.

Baca Juga: 35 CONTOH Soal UTS PAI Kelas 10 Semester 1 dan Kunci Jawaban, Latihan Soal UTS PAI Kelas 10 Semester 1 2022

Khitbah

Jadi, di sinilah kita berada. Setelah langkah-langkah ta'aruf tersebut, kita sampai pada langkah terakhir. Rasulullah telah memberikan nasihat tentang khitbah sebagaimana disebutkan dalam Jami' at-Tirmidzi,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو السَّوَّاقُ الْبَلْخِيُّ، حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنْ مُحَمَّدٍ، وَسَعِيدٍ، ابْنَىْ عُبَيْدٍ عَنْ أَبِي حَاتِمٍ الْمُزَنِيِّ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ " . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنْ كَانَ فِيهِ قَالَ " إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ " . ثَلاَثَ مَرَّاتٍ . قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ . وَأَبُو حَاتِمٍ الْمُزَنِيُّ لَهُ صُحْبَةٌ وَلاَ نَعْرِفُ لَهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم غَيْرَ هَذَا الْحَدِيثِ

"Abu Hatim Al-Muzani meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: 'Apabila seseorang yang agama dan akhlaknya kamu senangi datang kepadamu maka nikahkanlah dia. Jika kalian tidak melakukannya, maka akan terjadi kekacauan (fitnah) di negeri itu dan perselisihan (fasad)."

Sang pria, bersama dengan keluarganya, datang ke rumah sang wanita untuk memberitahukan niat besarnya untuk menikahinya. Kedua keluarga bertemu dan saling mengenal satu sama lain. Karena pernikahan bukan hanya tentang ikatan antara pria dan wanita, tetapi juga antara kedua keluarga.

Dan, akhirnya, hari pernikahan pun diatur. Sambil menunggu hari yang indah ini, selalu berdo'a agar tidak ada halangan sampai hari H dan melaksanakan do'a-do'a untuk memperkuat pernikahan.

Memang tampaknya ta'aruf membutuhkan persiapan yang baik, tenaga, waktu, dan tentunya kesabaran. Tapi, kita tidak perlu khawatir, karena apa yang akan kita dapatkan jauh lebih baik dari apa yang telah kita korbankan.

Kalaupun ta'aruf kita tidak bisa dilanjutkan ke langkah yang lebih jauh. Kita melakukannya dengan aturan Islam, sehingga tidak ada peluang untuk mendapatkan kerugian, apapun hasil yang Allah berikan kepada kita.***

Editor: Ahmad Khakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah