Inilah 3 Upaya Kemenkes RI untuk Menurunkan Angka Stunting pada Penduduk di Indonesia

- 13 Agustus 2022, 19:44 WIB
Ilustrasi Inilah 3 Upaya Kemenkes RI untuk Menurunkan Angka Stunting pada Penduduk di Indonesia
Ilustrasi Inilah 3 Upaya Kemenkes RI untuk Menurunkan Angka Stunting pada Penduduk di Indonesia /THIS IS ZUN/Pexels

Portal Kudus - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada 3 upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencegah stunting di Indonesia.

Ketiga intervensi ini, kata Menkes akan dimulai pada wanita sebelum kehamilan.

''Kita ditugaskan menurunkan angka stunting dari 24% ke 14% di tahun 2024.

Kita sudah belajar bahwa intervensi atau program yang harus kita lakukan untuk bisa menurunkan stunting.

Baca Juga: Peringati Hari Pramuka ke 61, Apa itu Panji Gerakan Pramuka? Begini Penjelasannya

Fokusnya diarahkan bagi wanita sebelum melahirkan,'' kata Menteri Kesehatan.

Budi Gunadi Sadikin juga memberikan sambutan di acara Kampanye Gizi Seimbang dan Pemecahan Rekor MURI yang diselenggarakan oleh Pemprov Jabar pada Kamis, 11 Agustus 2022.

''Jadi yang intervensi akan fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan.

Baik remaja di kelas 7 ke atas dan juga pada saat ibunya hamil itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting,'' lanjut Menkes.

Baca Juga: 20 QUOTES dan Caption untuk Hari Pramuka 2022, Ucapan Selamat Hari Pramuka ke-61 untuk Status dan Caption Foto

Menkes menjelaskan upaya pertama pencegahan stunting adalah pemberian TTD bagi para remaja putri.

Kegiatan ini telah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket intervensi.

Yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.

''Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi.

Baca Juga: Angkat Positif Covid-19 Meningkat Dalam Waktu Lima Minggu Ini, Masyarakat Dihimbau Untuk Segera Vaksin Lengkap

Jadi, harus ada program untuk memastikan para remaja kita sebelum hamil tidak kekurangan zat besi. Salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah,'' terang Menkes.

Intervensi kedua, dengan pemberian TTD pemeriksaan kehalalan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

''Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Programnya adalah kita kasih makan yang cukup untuk melaksanakan ini kita butuh bantuan Pemda.

Kita juga memberikan USG ke seluruh puskesmas, kita wajibkan ibu-ibu datang minimal 6 kali selama 9 bulan.

Baca Juga: GAMBAR CONTOH Kaligrafi Mudah dan Simple Berwarna, Kumpulan Kaligrafi Arab Sederhana untuk Anak SD yang Indah

Gunanya untuk melihat perkembangan janinnnya cukup atau tidak. kalau tidak kita bisa segera lakukan intervensi,'' terang Menkes.

Upaya ketiga, lanjut Menkes, dengan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan.

Dikatakan Menkes, protein hewani ini tidak perlu yang mahal. Ada banyak sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan bisa didapatkan di sekitar kita.

''Yang paling penting menurunkan stunting dengan menambahkan protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu.

Baca Juga: Kata Quart: Definisi dan Contoh Cara Menggunakan dalam Sebuah Kalimat

Terserah di masing-masing daerah yang tersedianya, yang penting protein hewani,'' ujar Menkes.

Menurut Menkes ketiga program tersebut mendesak untuk dilaksanakan.

Guna memastikan intervensi berjalan optimal, Kemenkes telah menambahkan 2 metode pengukuran yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan.

Untuk remaja putri, pemberian TTD dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah menggunakan alat HB meter.

Baca Juga: TEKS Pidato Bahasa Sunda Singkat Tentang Sabar, Contoh Ceramah Pendek Bahasa Sunda untuk Tugas Sekolah

Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.

Sementara untuk ibu hamil, pengukuran zat besi dan gizi dilakukan dengan penyediaan USG di semua puskesmas.

Melalui alat ini, perkembangan dan pertumbuhan bayi bisa terpantau, sehingga jika ada kondisi yang tidak sesuai dapat segera terdeteksi.

''Pengadaan USG ini akan dilakukan bertahap. Tahun ini 60%, tahun depan sisanya 40%.

Dipilih USG, karena USG bisa mengukur panjang bayi di dalam janin.

Kalau saat diukur tubuhnya pendek, kita jadi tahu ibunya kekurangan gizi jadi kita lakukan intervensi lebih banyak untuk menambah gizi sang ibu,'' terang Menkes.

Dengan dukungan dan kolaborasi lintas sektor dan program, Menkes optimis ketiga program intervensi tersebut dapat berhasil.

Serta mampu menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia.

Baca Juga: Mengapa Kita Merayakan Hari Buku Sedunia dan Kapan Perayaan Tersebut Diperingati di 2022?

''Kalau ketiganya bisa kita lakukan, Insya Allah stuntingnya bisa turun.

Dukungan seluruh pihak sangat penting untuk memastikan intervensi ini berjalan optimal,'' ujar Menkes.

Menkes menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan bertajuk Gemaz (Generasi Emas Bebas Anemia dan Zero New Stunting).

Menurutnya acara ini sangat penting dalam kerangka meningkatkan pemahaman para remaja.

Tentang pentingnya gizi seimbang agar terhindar dari Penyakit Tidak Menular (PTM) maupun penyakit menular lainnya di masa depan.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah