Merespons kondisi tersebut, Sekretaris Negara Mr. Pringgodigdo mengeluarkan perintah untuk melaksanakan operasi penyelamatan pimpinan nasional. Operasi ini kemudian dikenal dengan istilah "Hijrah ke Yogyakarta".
Pengamanan pribadi terhadap Presiden Soekarno dilaksanakan oleh Detasemen Kawal Pribadi (DKP) dari unsur Kepolisian dibawah pimpinan AKP Mangil Martowidjojo dan pengawalan istana dilaksanakan pemuda mantan PETA (Pembela Tanah Air).
Menurut mantan ajudan Presiden Soekarno Sudarto Danusubroto dan mantan Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa Maulwi Saelan, terjadi beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno yang berhasil dicegah dan digagalkan oleh pasukan Paspamres.
Itulah informasi mengenai sejarah Paspampres.***