MENGULIK Sejarah dan Fakta Unik Ukiran Jepara Karya Lokal yang Mendunia dengan Motif Indahnya yang Beragam

18 Januari 2024, 08:06 WIB
mengulik sejarah dan fakta unik Ukiran Jepara, karya lokal yang mendunia dengan motif indahnya yang beragam. /tangkap layar

Portal Kudus - Simak inilah informasi tentang mengulik sejarah dan fakta unik Ukiran Jepara, karya lokal yang mendunia dengan motif indahnya yang beragam.

Indonesia kaya akan keberagaman budaya, salah satunya tercermin dalam seni ukir kayu Jepara.

Jepara, sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai pusat seni ukir kayu yang mengagumkan.

Keterampilan ukir kayu di Jepara tidak hanya mencerminkan keahlian tingkat tinggi, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan tradisi Indonesia.

Seni ukir kayu Jepara memiliki ciri khas yang membedakannya dari gaya ukir kayu lainnya.

Keindahan dan detail yang rumit dalam setiap karya mencerminkan keahlian para pengrajin lokal.

Motif-motif yang umum digunakan mencakup gambar-gambar alam, figur-figur mitologis, serta motif-motif geometris yang khas.

Baca Juga: PESONA Air Terjun Batu Bobot di Batealit Jepara Wisata dengan Hamparan Kehijauan dan Suasana Alam yang Tenang

Keunikan inilah yang membuat ukiran kayu Jepara menjadi pusat perhatian dalam seni dekoratif.

Penting untuk dicatat bahwa seni ukir kayu Jepara tidak hanya sekadar ekspresi artistik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.

Banyak karya seni ukir kayu Jepara menggambarkan cerita-cerita lokal atau mitologi yang diteruskan dari generasi ke generasi.

Ini menciptakan kekayaan naratif yang memberikan dimensi lebih dalam pada setiap karya.

Penggunaan teknik tradisional dalam proses pembuatan ukiran kayu juga menjadi keunggulan tersendiri.

Pengrajin Jepara menggunakan peralatan manual dan teknik tangan yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka.

Hal ini memberikan sentuhan personal dan keunikan pada setiap karya seni, menjadikannya berbeda dari produksi massal yang sering kita jumpai.

Selain itu, ukiran kayu Jepara tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga memiliki keunggulan dalam hal keberlanjutan.

Penggunaan kayu dari sumber-sumber yang dikelola dengan baik dan prinsip-prinsip kelestarian alam adalah praktek umum dalam industri ukiran kayu Jepara.

Baca Juga: MENAKJUBKAN! Keindahan Alam Air Terjun Batu Bobot Batealit Jepara Suguhkan Wisata Alam yang Indah dan Memukau

Ini mencerminkan komitmen para pengrajin terhadap pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam.

Dengan keindahan seni ukir kayu Jepara yang menghiasi rumah-rumah, tempat ibadah, dan berbagai tempat umum, kita dapat melihat bagaimana tradisi ini telah melestarikan kekayaan budaya Indonesia.

Seni ukir kayu Jepara tidak hanya menjadi hiasan visual, tetapi juga sarana untuk merayakan keindahan warisan nenek moyang, memperkuat identitas lokal, dan menyebarkan keunikan budaya Indonesia ke seluruh dunia.

Sejak abad ke-19 daerah Jepara telah dikenal luas sebagai daerah yang memproduksi mebel dan ukiran yang terkemuka di Indonesia.

Terbukti dengan adanya apresiasi dari beberapa kalangan yang menyatakan Jepara sebagai kawasan terpadu untuk mebel dan ukiran.

Di Jepara, kegiatan pembuatan mebel dan ukiran telah menjadi bagian dari budaya, seni, ekonomi, sosial dan politik yang sudah mendarah daging, sehingga sukar dipisahkan dari sejarah awalnya.

Tidak diketahui secara jelas, waktu dan asal usul dari pembuatan mebel dan ukiran tersebut.

Baca Juga: 5 SPOT KEREN Desa Tempur Keling Jepara buat Foto Pemandangan Alam Terbaik dan Pegunungan yang Menjulang

Untuk itu, penelusuran sejarah perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan Jepara sebagai kawasan terpadu mebel dan ukiran saat ini.

Sejarah Ukir Jepara

Ukiran Jepara sudah ada jejaknya pada masa Pemerintahan Ratu Kalinyamat (1521-1546)pada 1549.

Ratu mempunyai anak perempuan bernama Retno Kencono yang besar peranannya bagi
perkembangan seni ukir.

Di kerajaan, ada menteri bernama Sungging Badarduwung, yang datang dari
Campa (Cambodia) dan dia adalah seorang pengukir yang baik.

Ratu membangun Masjid Mantingan dan Makam Jirat (makam untuk suaminya), dan meminta Sungging untuk memperindah bangunan itu dengan ukiran.

Sungging lalu memenuhi permintaan Ratu Kalinyamat.

Hingga sekarang, ukiran itu bisa disaksikan di masjid dan Makam Sultan Hadlirin yang terdapat 114 relief pada batu putih.

Daerah Belakang Gunung konon terdapat kelompok ukir yang bertugas melayani kebutuhan ukir keluarga kerajaan.

Baca Juga: MENELUSURI Keindahan Desa Wisata Tempur Keling Jepara 5 Spot Keren yang Menarik Pemandnagan Alam untuk Foto

Kelompok ukir itu kemudian mengembangkan bakatnya dan tetangga sekitar
ikut belajar dari mereka. Jumlah pengukir tambah banyak.

Pada masa Ratu Kalinyamat kelompok mereka berkembang namun, sepeninggal Ratu Kalinyamat mereka stagnan.

Dan kemudian berkembang lagi pada masa Kartini.

Satu citra yang telah begitu melekat dengan Jepara adalah predikatnya sebagai “Kota Ukir”.

Ukir kayu telah menjadi idiom kota kelahiran Raden Ajeng Kartini ini, dan bahkan belum ada kota lain yang layak disebut sepadan dengan Jepara untuk industri kerajinan mebel ukir.

Akan tetapi, untuk sampai pada kondisi seperti ini, Jepara telah menapak perjalanan yang sangat panjang.

Sejak jaman kejayaan Negara-negara Hindu di Jawa Tengah, Jepara telah dikenal sebagai pelabuhan utara pantai Jawa yang juga berfungsi pintu gerbang komunikasi antara kerajaan Jawa dengan Cina dan India.

Baca Juga: PEDASNYA Sambal Kobong Entog Mbok TR Sensai Kuliner Unik Rasa Khas Penyetan Sambal Setan di Welahan Jepara

Demikian juga pada saat kerajan Islam pertama di Demak, Jepara telah dijadikan sebagai pelabuhan Utara selain sebagai pusat perdagangan dan pangkalan armada perang.

Pada masa penyebaran agama Islam oleh para Wali, Jepara juga dijadikan daerah “pengabdian” Sunan Kalijaga yang mengembangkan berbagai macam seni, termasuk seni ukir.

Faktor lain yang melatarbelakangi perkembangan ukir kayu di Jepara adalah para pendatang dari negeri Cina yang kemudian menetap.

Dalam catatan sejarah perkembangan ukir kayu, tak dapat dilepaskan pula dari peranan Ratu Kalinyamat.

Pada masa pemerintahannya ia memiliki seorang patih yang bernama “Sungging Badarduwung” yang berasal dari Negeri Campa.

Patih ini ternyata seorang ahli pahat yang dengan sukarela mengajarkan keterampilannya kepada masyarakat di sekitarnya.

Satu bukti yang masih dapat dilihat dari seni ukir masa pemerintahan Ratu Kalinyamat ini adalah adanya ornamen ukir batu di Masjid Mantingan.

Baca Juga: SENSASI Kuliner Terbaru di Welahan Jepara: Penyetan Entog Mbok TR dengan Sambal Pedas yang Menggugah Selera

Di samping itu, peranan Raden Ajeng Kartini dalam pengembangkan seni ukir juga sangat besar.

Raden Ajeng Kartini yang melihat kehidupan para pengerajin tak juga beranjak dari
kemiskinan, batinnya terusik, sehingga ia bertekat mengangkat derajat para pengerajin.

Ia memanggil beberapa pengerajin dari Belakang Gunung (kini salah satu padukuhan Desa mulyoharjo) di bawah pimpinan Singowiryo, untuk bersama-sama membuat ukiran di belakang Kabupaten.

Oleh Raden Ajeng Kartini, mereka diminta untuk membuat berbagai macam jenis ukiran, seperti peti jahitan, meja keci, figura, tempat rokok, tempat perhiasan, dan barang souvenir lainnya.

Barang-barang ini kemudian dijual Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya diketahui bahwa masyarakat Jepara pandai mengukir.

Baca Juga: EKSPLORASI Surga Tropis: Wisata Ajaib di Karimunjawa Jepara Nikmati Pemandangan Pantai Pasir Putih yang Alami

Demikian informasi tentang mengulik sejarah dan fakta unik Ukiran Jepara, karya lokal yang mendunia dengan motif indahnya yang beragam.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Tags

Terkini

Terpopuler