Efek Pembelajaran Melalui Daring, Guru di Kabupaten Jepara Usahakan Kuasai TIK

4 April 2022, 07:00 WIB
Workshop Pendidik: Pedagogi Berbasis TIK di SMAN 1 Jepara. /Suara Merdeka Muria/Septina Nafiyanti

Portal Kudus - Selama pandemi, aktivitas yang telah melekat di masyarakat berubah secara total. Anak-anak yang biasanya berangkat sekolah, kini harus belajar dari rumah.

Lamanya anak belajar dari rumah, memberi efek negatif yaitu naiknya angka putus sekolah.

Hal itu dikarenakan sistem pembelajarannya menjadi tidak menyenangkan. Siswa lebih suka bertemu dengan temannya dan berinteraksi dengan gurunya.

Dikutip PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Workshop Pedagogi Berbasis TIK di SMAN 1 Jepara : Pembelajaran Tak Menyenangkan Picu Putus Sekolah

Dalam proses pembelajaran, guru di sekolah hanya memfoto materi pelajaran, lalu mengirimkannya ke siswa untuk dipelajari.

Baca Juga: Masa Jabatan Telah Habis, DPRD Kabupaten Jeparaa Umumkan Surat Pemberhentian Bupati Jepara

Hal ini terus dilakukan, meskipun sebenarnya para guru tahu bahwa hal itu sebuah kesalahan.

Temuan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah melalui daring saat membuka Workshop bagi Pendidik: Pedagogi Berbasis TIK di SMAN 1 Jepara.

Krisis pembelajaran yang ada tersebut menjadikan pendidikan di Indonesia semakin tertinggal, bahkan hilangnya pembelajaran atau learning loss ini menjadi tagline sehingga memerlukan perhatian khusus untuk segera diperbaiki.

Baca Juga: Razia Lagi, Satpol PP Kabupaten Rembang Menyasar Tempat Prostitusi Berkedok Pijat Capek

Ia berharap, dengan adanya akselerasi ini, salah satunya penguasaan TIK atau digitalisasi yang dimulai di sekolah yang dipimpin ini dapat terus dikembangkan.

''Jangan sampai nanti terjadi, guru ditinggalkan oleh muridnya," sambung Uswatun.

Worskhop yang dibiayai oleh Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dalam program Lighhouse Partnership Program (LPP), bagian dari Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia ini, juga dihadiri oleh Unit Manager DFAT Australian Embassy Jakarta Sri Novelma dan Koordinator Asia Education Foundation Partnership (AEF) Jessica Stevens.

Baca Juga: Sudah Tiga Tahun Belum Ditemukan, Keberadaan Alfi Warga Desa Temperak Masih Dipertanyakan

Keduanya juga turut memberikan sambutan secara daring dari Jakarta dan Melbourne, Australia.

Dengan didampingi workshop leader Agus Sampurno dari Jakarta, para peserta berkolaborasi mempraktikkan pembelajaran berbasis proyek berbantuan TIK.

Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok sains dan sosial dan menghasilkan beberapa prorotipe proyek, di antaranya panel surya, komposter, mural cerita sejarah, dan eco tourism.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Suara Merdeka Muria

Tags

Terkini

Terpopuler