Solikul Mursidin, Warga Rembang yang Hidup Tanpa Batok Kepala Kini Dapat Bantuan

7 Maret 2022, 10:28 WIB
Ilustrasi Kecelakaan /Labuan Bajo Terkini/Pixabay

Portal Kudus - Solikul Mursidin (29), warga Rt 2 Rw 2 Desa Kedungringin, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang hidup tanpa batok kepala.

Pada 27 November 2021, Solikul yang sedang bekerja di Koperasi Sumber Rejeki Rembang mengalami kecelakaan.

Solikul alami kecelakaan tragis dengan dump truk di wilayah Bancar, Kabupaten Tuban, yang membuatnya terluka parah di bagian kepala.

Dilansir PortalKudus.com dari Suara Merdeka Muria dengan artikel berjudul Tolong Pak Bupati! Ada Warganya Hidup Tanpa Sebagian Batok Kepala, Butuh Biaya Operasi

Kisahnya yang viral membuat Pemkab Rembang merespons cepat informasi Solikul Mursidin, yang hidup tanpa sebagian batok kepala.

Melalui Sekretaris Daerah (Sekda), Fahrudin, Pemkab memastikan akan mengirimkan tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) ke rumah.

Sekda Rembang Fahrudin, Senin 7 Maret 2022 pagi menghubungi suaramerdeka.com dan menanyakan alamat serta nomer kontak rinci dari Solikul Mursidin.

Baca Juga: Belum Bayar Hutang, Seorang Pria di Cepu Kabupaten Blora dibunuh

Fahrudin menyatakan, tim DKK akan dikirimkan untuk melihat kondisi Solikul secara rinci.

Identifikasi terhadap kondisi Solikul perlu dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya, termasuk kira-kira ke rumah sakit mana yang akan lokasi rujukan.

“Sekarang RSUD dr R Soetrasno di bawah DKK Rembang. Nanti mereka akan kami minta segera ke lokasi untuk melakukan identifikasi kondisi Solikul,” terang Fahrudin.

Solikul sempat dirawat di RSUD dr R Soetrasno Rembang dan koma selama 4 hari.

Lantaran luka parah di bagian kepala ia kemudian dirujuk di sebuah rumah sakit Kabupaten Lamongan, Jatim.

Hasil diagnosa medis, ternyata ada gumpalan darah di bagian kepala belakang yang mengharuskan dokter melakukan operasi dengan membuka batok atau tempurung.

Langkah operasi ketika itu sukses membersihkan gumpalan darah tersebut.

Namun, sejak November itu pula, Solikul harus hidup tanpa batok kepala bagian kanan.

Batok tersebut terpaksa disingkirkan demi membersihkan gumpalan darah di bagian kepala belakang.

Nahasnya, operasi kedua yang sedianya dilakukan pada 1 maret 2022 kemarin batal dilakukan.

Penyebabnya, Solikul yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak memiliki biaya.

Informasi dari pihak rumah sakit di Lamongan, dibutuhkan biaya sedikitnya Rp 25 juta untuk memasang kembali batok kepala Solikul.

Akibat tidak adanya batok kepala bagian kenan, Solikul diwanti-wanti dokter tidak mengalami benturan.

Sebab, jika benturan terjadi di bagian kepala dampaknya bisa fatal pada keselamatannya. Ia pun membatasi aktivitas demi keselamatannya.

“Tidak ada batok yang bagian kepala depan kanan. Jadi langsung berupa daging. Maka pesan dokter dilarang terjadi benturan di bagian itu. Sebab, di bagian tersebut memang tidak ada batoknya,” jelas lelaki bujang ini.

Selain itu, dampak operasi pembongkaran batok kepala dan pengambilan gumpalan darah, sampai hari ini ia kerap merasakan nyeri yang luar biasa.

Baca Juga: Belum Ada Kepastian, Kantor Kemenag Kabupaten Jepara Tetap Lakukan Persiapan

Nyeri paling parah di bagian kepala belakang.

Namun rasa nyeri itu hanya bisa ditahan lantaran memang belum memiliki biaya untuk operasi.

“Setelah operasi saya sempat kembali bekerja di koperasi. Namun, akhirnya harus pamit keluar kerja karena kondisi. Saya khawatir di jalan ada apa-apa, karena batok kepala yang belum terpasang. Pesan dokter tidak boleh ada benturan,” ujarnya.

Solikul tidak bisa mengharapkan pembiayaan dari BPJS.

Sebab, kasus yang menimpanya adalah kecelakaan kerja.

Ia mengakui tidak memiliki BPJS Ketenagakerjaan meskipun bekerja di koperasi.

“Saya berharap bisa segera operasi pemasangan batok kepala. Saya mohon ada bantuan dari pihak terkait, termasuk dari pemerintah, agar kondisi kembali normal dan bisa bekerja lagi,” ungkapnya.

Baca Juga: Seorang Remaja Jadi Korban Pemerkosaan oleh Dua Orang Warga Kecamatan Kedung Jepara

Solikul menyebut, sejauh ini belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.

Dulu sempat menerima bantuan penggalangan dana dari teman sebesar Rp 1,7 juta.

Selain itu, baru-baru ini juga dikunjungi Ketua Koni Rembang Vivit Dinarini Atnasari, dan diberi santunan Rp 3 juta.

Namun uang tersebut, masih belum cukup digunakan untuk membiayai operasi pemasangan batok kepalanya.

Solikul masih harus bersabar menunggu impian bisa hidup dan bekerja normal seperti saat sebelum kecelakaan.

“Kalau mengandalkan orang tua tidak bisa. Bapak sambung saya hanya sebagai tukang cari rumput ternak orang. Ibu menjahit jilbab, yang tidak rutin. Boleh dibilang keluarga belum mampu membantu,” tandasnya.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Suara Merdeka Muria

Tags

Terkini

Terpopuler