Ia melanjutkan, Sahabat Umar kemudian menjawab dalam forum yang mulai menghangat tersebut dengan ucapan yang artinya pemimpin dari kami sedangkan kalian adalah para menteri.
Diketahui pada akhirnya Sayyidina Umar berhasil meyakinkan kaum Ansor sehingga mereka membaiat Sahabat Abu Bakar. Padahal, sebetulnya sahabat Abu Bakar cenderung memilih satu di antara dua orang untuk menjadi khalifah, yaitu Abu Ubaidillah bin al Jarrah dan Umar bin Khottab.
Akan tetapi, Sayyidana Umar menolak dan berujar, "Bagaimana mungkin aku menjadi pemimpin umat yang di dalamnya terdapat Abu bakar".
Lalu Umar pun mengulurkan tangannya membaiat Sahabat Abu Bakar begitu juga dengan sahabat yang lainnya.
Baca Juga: SIMAK Yel yel Pramuka Regu Anggrek Terbaru Singkat, Kreatif, Keren dan Bikin Semangat Saat Berkemah
Nasrullah mengungkapkan, dari kejadian di atas dapat dipetik sebuah nilai positif yaitu para sahabat menyadari betul bahwa adanya seorang pemimpin sangat penting di tengah-tengah umat.
Karena itulah ketika Rasulullah SAW wafat, para sahabat segera berkumpul untuk memilih sosok yang menggantikan Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat.
Dalam hal ini, sikap Sayyidina Umar patut dijadikan contoh. Ketika Abu Bakar memintanya untuk menjadi khalifah, dengan rendah hati, Umar berkata bahwa bagaimana mungkin dirinya menjadi pemimpin umat yang di dalamnya terdapat Abu Bakar.
Umar merasa bahwa sosok Abu Bakar saat itu lebih layak menjadi khalifah dari dirinya.