Harga Beras Naik, Salah Sendiri! Apa Langkah Pemerintah Mengatasi Masalah Ini

- 25 Februari 2024, 07:14 WIB
Ilustrasi: Harga Beras Naik, Salah Sendiri! Apa Langkah Pemerintah Mengatasi Masalah Ini
Ilustrasi: Harga Beras Naik, Salah Sendiri! Apa Langkah Pemerintah Mengatasi Masalah Ini /Antara/Yudi/

 

Portal Kudus- Dalam seminggu hingga 2 minggu terakhir, warga mengeluhkan kenaikan harga beras yang meroket dan dalam pernyataannya, Sri Mulyani selaku Menteri keuangan mengamini kenaikan harga beras bulanan hingga 7,7%.

Namun, menurut Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Reynaldi Sarijowan, harga beras kali ini tercatat tertinggi semasa pemerintahan Jokowi.

Harga beras naik 20 persen dari kisaran Rp14 ribu per kg menjadi sekitar Rp18 ribu per kg. Meningkatnya harga beras juga ditanggapi Reynaldi Sarijowan. Menurutnya, kenaikan harga ini disebabkan molornya musim tanam dan musim panen otomatis.

Baca Juga: Cuaca Rembang Hari Ini Bagaimana? Berikut Penjelasan BMKG Minggu 25 Februari 2024

Pendapat Reynaldi Sarijowan juga diamini Pengamat pertanian dari Universitas Lampung, Bustanul Arifin yang memperkirakan kenaikan ini akan berlangsung hingga musim panen April 2024

Meningkatnya konsumsi beras di tengah rendahnya produksi beras pada tahun lalu turut mengerek harga beras akibat ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan beras.

Setali tiga uang dengan kenaikan harga beras, para pedagang beras juga mengalami kesulitan mendapatkan beras premium lantaran stok beras yang ada di penggilingan terbatas.

Baca Juga: Pesta Siaga Kwarcab Blora Resmi Dibuka, Diikuti Ratusan Peserta dari 16 Kecamatan

Apa yang dilakukan pemerintah?

Pemerintah melakukan import 600 ribu ton yang menjadi bagian kuota impor beras tahun 2024 sebanyak 2 juta ton. Beras impor inilah yang akan digunakan untuk penyaluran bantuan pangan dan intervensi harga melalui stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

Hal ini juga termasuk stok yang ada di sentra produksi padi Sulawesi Selatan. Adapun beras impor yang datang berasal dari Thailand, Vietnam dan Pakistan. Namun, solusi berupa impor beras tidak bisa dilakukan secara berkelanjutan dan dibutuhkan bahan makanan sebagai substitusi beras.

Beberapa bahan pangan dapat direkomendasikan sebagai pengganti beras namun promosi perlu digalakkan tidak hanya oleh pemerintah namun juga oleh kelompok masyarakat sendiri seperti misalnya Ubi jalar, Singkong, Talas, Sagu, Jagung.

Baca Juga: 45 LATIHAN SOAL UTS IPA Kelas 5 Semester 2 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban UTS IPA Kelas 5 Tahun 2024

Kentang misalnya mengandung karbohidrat kompleks, serat, vitamin, dan mineral. Mereka juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada nasi putih. Itu artinya, kentang bisa membantu menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil.

Kentang bisa diolah dengan cara dipanggang, direbus, atau diolah menjadi kentang tumbuk yang lezat. Kentang juga sebagai salah satu sumber nutrisi terbaik untuk keberhasilan program diet.***

Editor: Sugiharto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah