Portal Kudus- Berikut dalam artikel ini merupakan kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono yang menyentuh hati. 7 puisi penyair legendaris Indonesia Sapardi Djoko Damono yang paling romantis dan penuh makna. Simak selengkapnya puisi SDD (Sapardi Djoko Damono) dalam artikel ini.
Mendiang Sapardi Djoko Damono tidak asing lagi dikenal oleh khalayak luas, baik bagi para penikmat sastra maupun masyarakat umum. Sajak-sajak dari puisi Sapardi Djoko Damono menyentuh hati dan populer di berbagai kalangan.
Sastrawan kebanggaan Indonesia Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono dikenal karena karyanya yang sederhana dan sarat akan makna. Lahir di Solo, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940. Berasal dari Solo tepatnya dari daerah Ngadijayan, dan menghembuskan nafas terakhir pada 19 Juli 2020 setelah dirawat karena sakit yang dideritanya.
Sepanjang perjalanannya, Sapardi Djoko Damono telah menuliskan karya-karya dari puisi, cerpen, esai, hingga novel. Adapun judul kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono meliputi Duka-Mu Abadi (1969), Hujan Bulan Juni (1994),Mata Jendela (2000), dan tentunya masih banyak lagi.
Berikut di bawah ini merupakan puisi Sapardi Djoko Damono yang menyentuh hati yang telah dirangkum oleh portalkudus.com, diantaranya
Puisi Sapardi Djoko Damono (1)
Yang Fana Adalah Waktu
Oleh: Sapardi Djoko Damono
Yang fana adalah waktu.
Kita abadi memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu.
Kita abadi.
Puisi Sapardi Djoko Damono (2)
Sajak Tafsir
Oleh: Sapardi Djoko Damono
Kau bilang aku burung?
Jangan sekali-kali berkhianat
kepada sungai, ladang, dan batu
Aku selembar daun terakhir
yang mencoba bertahan di ranting
yang membenci angin
Aku tidak suka membayangkan
keindahan kelebat diriku
yang memimpikan tanah
tidak mempercayai janji a
yang akan menerjemahkanku
ke dalam bahasa abu
Tolong tafsirkan aku
sebagai daun terakhir
agar suara angin yang meninabobokan
ranting itu padam
Tolong tafsirkan aku sebagai hasrat
untuk bisa lebih lama bersamamu
Tolong ciptakan makna bagiku
apa saja — aku selembar daun terakhir
yang ingin menyaksikanmu bahagia
ketika sore tiba.
Puisi Sapardi Djoko Damono (3)
Hujan Bulan Juni
Oleh : Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Puisi Sapardi Djoko Damono (4)
Kenangan
Oleh: Sapardi Djoko Damono
Ia meletakkan kenangannya
dengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
memasukkan anak kunci ke saku celana
sebelum berangkat ke sebuah kota
yang sudah sangat lama hapus
dari peta yang pernah digambarnya
pada suatu musim layang-layang
Tak didengarnya lagi
suara air mulai mendidih
di laci yang rapat terkunci.
Ia telah meletakkan hidupnya
di antara tanda petik
Puisi Sapardi Djoko Damono (5)
Pada Suatu Hari Nanti
Oleh : Sapardi Djoko Damono
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi diantara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari
Puisi Sapardi Djoko Damono (6)
Aku Ingin
Oleh : Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Puisi Sapardi Djoko Damono (7)
Sementara Kita Saling Berbisik
Oleh : Sapardi Djoko Damono
sementara kita saling berbisik
untuk tinggal lebih lama lagi
pada debu, cinta yang tinggal berupa
bunga kertas dan lintasan angka-angka
ketika kita saling berbisik
di luar semakin sengit malam hari
memadamkan bekas-bekas telapak kaki,
menyekap sisa-sisa unggun api sebelum fajar.
Ada yang masih bersikeras abadi
Itulah informasi mengenai 7 puisi Sapardi Djoko Damono yang menyentuh hati, kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono paling romantis, penuh makna, dan terkenal.***