6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Wilayah Indonesia, Dari Garut hingga Gorontalo

- 3 Oktober 2022, 17:46 WIB
6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Wilayah Indonesia, Dari Garut hingga Gorontalo
6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Wilayah Indonesia, Dari Garut hingga Gorontalo /Pixabay/Konevi

Portal Kudus – Indonesia memiliki berbagai jenis tradisi dan budaya yang berbeda di setiap daerah.



Tradisi tersebut biasnya dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar kenegaraan, hingga perayaan hari besar keagamaan.

Salah satu hari besar keagamaan yang sering kali dilakukan dengan meriah adalah perayaan maulid nabi.

Baca Juga: Ini Dia 17 Daftar Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi dari Berbagai Daerah di Indonesia

Peringatan Hari kelahiran nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam ini tentunya berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lainnya.

Berikut ini adalah 6 tradisi perayaan maulid nabi Muhammad di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari tradisi maulid di Garut Jawa Barat, hingga Gorontalo.

• Ngalungsur pusaka, di Garut
Ngalungsur pusaka merupakan tradisi menyambut maulid nabi yang dilakukan oleh warga Garut, Jawa Barat.

Baca Juga: Download Teks Pidato Singkat Untuk Acara Maulid Nabi Muhammad SAW 2022

Tradisi ngalungsur pusaka ini merupakan tradisi yang dilakukan dengan cara membersihkan berbagai pusaka peninggalan Sunan Rohmat, atau yang lebih dikenal dengan nama Kian Santang.

• Ngumbah Pusaka, di Sumedang
Tradisi ngumbah pusaka atau yang dalam bahasa Indonesia berarti mencuci atau membasuh pusaka ini dilakukan di Museum Prabu Geusan Ulum, Sumedang, Jawa Barat.

Tradisi ini dilakukan dengan mencuci (ngumbah) berbagai jenis barang pusaka yang terdapat di dalam museum yang dilaksanakan pada awal bulan Rabiul awal.

Sebelum pusaka-pusaka tersebut di cuci atau dibersihkan, koleksi pusaka tersebut pertama akan di arak mengelilingi kompleks museum serta gedung kenegaraan.

Baca Juga: Download Teks Pidato Untuk Sambutan Acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H 2022

• Weh-wehan, di Kendal
Nama tradisi weh-wehan ini berasal dari kata aweh yang berarti memberi.

Sesuai namanya, tradisi weh-wehan ini adalah kegiatan saling memberi antara satu sama lain secara cuma-cuma. Yang biasa dibagikan adalah berupa makanan, minuman, hingga jajanan.

Tradisi ini diartikan sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah didapatkan dari Allah SWT, sekaligus sebagai perayaan menyambut maulid nabi.

Baca Juga: Download Teks Pidato Tentang Nabi Muhammad SAW untuk Sambutan Acara Maulid Nabi 2022

• Sekaten, di Yogyakarta dan Surakarta
Selain Grebeg mulud, di Yogyakarta juga terdapat tradisi lain untuk memeriahkan maulid nabi, yaitu Sekaten. Tidak hanya di Yogyakarta, Sekaten ini juga dilakukan di keraton Surakarta.

Tradisi sekaten ini terdiri dari banyak rangkaian acara mulai dari pertunjukan gamelan, Grebeg mulud, hingga pasar malam. Tradisi sekaten ini biasanya dilakukan sejak tanggal 5 sampai 12 Rabiul awal.

• Muludhen, di Madura
Tradisi maulid lainnya adalah muludhen yang dilakukan oleh warga Madura. Dalam tradisi ini, orang-orang akan berkumpul di mesjid kemudian membacakan riwayat hidup nabi Muhammad Sholallohu alaihi wasalam serta melantunkan syair dari barzanji.

Baca Juga: Download Teks Sambutan Singkat Untuk Acara Perayaan Maulid Nabi 2022

Setelah selesai, biasanya orang-orang tersebut kemudian akan bersama-sama menyantap tumpeng yang sebelumnya telah disiapkan oleh para wanita.

• Walima, di Gorontalo
Tradisi Walima ini merupakan sebuah tradisi yang telah diwarisi oleh warga Gorontalo secara turun temurun.

Baca Juga: Inspirasi 25 Nama Anak Perempuan Awalan Huruf D

Dalam tradisi walima, orang-orang akan membawa serta mempersiapkan berbagai jenis kue tradisional seperti kolombeng, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi, yang kemudian disusun lalu di arak menuju mesjid setempat dan dibagikan kepada para jamaah.***

 

Editor: Sugiharto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x