Network
Pada hari itu juga dilakukan penurunan elevasi air simbolis oleh Bupati di pintu air Tuntang-Jelok untuk mengurangi genangan Rawapening.
Menurut Ngesti, pembebasan PBB bagi petani Rawapening juga dilakukan pada tahun 2021 dengan pertimbangan ditetapkan sebagai bencana luapan air Rawapening karena lahan tidak bisa ditanami sama sekali.
Selain pembebasan PBB, tahun lalu petani juga dibantu pemerintah berupa beras sekitar 87 ton untuk 9.700 jiwa yang ada sekitar Rawapening itu.
Tahun ini, PBB tetap dibebaskan, namun bantuan beras ditiadakan karena petani sudah bisa menanam lagi dan bukan status darurat bencana.
Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening ketika diminta tanggapannya mengatakan, pihaknya sebelumnya terus memperjuangkan nasib petani dengan pihak-pihak terkait untuk bernegoisasi.
Baca Juga: Askab Pati Gelar Kompetisi Sepak Bola Kelompok Umur 12 dan 14 Tahun, Pendaaftaran Mulai 9 Mei
Hasilnya, ia bersyukur terjadi kesepakatan antara pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemlai-Juanan yang mengelola Rawapening dan petani untuk menurunkan elevasi air.
"Kami berharap semua pihak bersama-sama mengawal kesepakatan itu, untuk menurunkan elevasi air."
"Sebab penurunan debit air ini tidak bisa dilakukan sekaligus tetapi bertahap setiap hari, hingga akhir Mei berkurang 1,4 meter debit airnya agar bisa ditanami kembali lahannya agar tidak tergenang lagi," ucapnya.
Ketua Forum Petani Rawa Pening (FPRP) Suwestiyono mengaku senang atas keputusan hasil dialog ini.
Pasalnya, selama ini setidaknya tiga tahun terakhir ini tidak bisa menggarap sawah sama sekali akibat lahan tergenang.
Akibatnya kehidupan ekonomi masyarakat menjadi sulit terlebih di masa pandemi Covid-19.
