Portal Kudus - Budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam (black soldier fly/ BSF) bisa menjadi salah satu solusi atas persoalan tumpukan sampah organik.
Saat mendapat kunjungan dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, pelaku budidaya maggot di Desa Kalisapu – Slawi, Afifudin mengatakan, untuk menghasilkan 50 kg maggot per hari, dibutuhkan sampah organik sebanyak 500 kg.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, dia mendapatkan sampah organik dari dua perumahan, dua pondok pesantren, dan kekurangannya mencari di pasar terdekat.
“Sisanya kekurangan (sampah) kami ke pasar. Ada kru kami, tiga orang, semua mantan anak jalanan, anak punk, ke pasar,” kata Afifudin kepada Wagub.
Baca Juga: Pemkab Demak Bagi Ribuan Kartu Jamsostek Bagi Pekerja Rentan
Sampah dari pasar, selanjutnya dipilah, dan dimasukkan ke ember-ember tertutup, sehingga tidak terlalu menimbulkan bau.
Setelah itu difermentasi dan dua sampai tiga hari kemudian diberikan untuk pakan maggot.
Budidaya maggot tidak hanya memberi dampak positif dari sisi ekonomi, tetapi juga mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah.
Afifudin mengatakan, masyarakat di lingkungannya kini sudah mau memilah sampah.
Wagub Gus Yasin menyambut baik budidaya maggot yang dilakukan di Desa Kalisapu.