Sandiaga Uno Bantu Beasiswa Rp 25 Juta Putra-Putri Yatim Piatu Akibat COVID-19

- 27 Juli 2021, 07:03 WIB
Sandiaga Salahuddin Uno melalui The Sandi Uno Merchandise kerjasama KAHMI Preneur membantu beasiswa bagi tiga orang kakak beradik di Madiun, Jawa Timur, yang harus
Sandiaga Salahuddin Uno melalui The Sandi Uno Merchandise kerjasama KAHMI Preneur membantu beasiswa bagi tiga orang kakak beradik di Madiun, Jawa Timur, yang harus /Portal Kudus

"Kita doakan Mas Yuda dan Mas Krishna serta Mba Keisha tetap semangat menyelesaikan sekolahnya. Mungkin kita tidak bisa membantu banyak, jangan dilihat dari jumlahnya tapi dari niat kami untuk meringankan beban adik-adik dalam menyelesaikan tugas belajar. Harapan kami beasiswa yang akan disampaikan ini bisa memberikan motivasi dan memberikan satu optimisme bahwa Insya Allah bapak dan ibu sangat disayang Allah subhanahu wa ta'ala dan sudah berada di tempat yang lebih baik," kata Sandiaga yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Bersama The Sandi Uno Merchandise, Sandiaga Uno sebelumnya juga meluncurkan program bantuan beasiswa untuk anak pedagang kaki lima (PKL) yang terdampak akibat pemberlakukan PPKM Level 4. Bantuan beasiswa menyasar anak dari PKL yang berstatus pelajar SMP/Tsanawiyah dengan besaran Rp 300 ribu per bulan, pelajar SMA/Aliyah sebesar Rp 400 ribu per bulan, dan mahasiswa Rp 500 ribu per bulan.

Sementara Yudha Saputra Wicaksana mewakili kedua adiknya bercerita tentang COVID-19 yang menerpa mereka sekeluarga. Awalnya, virus COVID-19 menerjang sang ibu pada awal bulan Juli lalu sehingga membuat sang ibu tidak bisa masuk kerja selama satu pekan. Selang tiga hari, gejala seperti pusing, rasa lelah yang mendalam serta hilangnya indera penciuman dan perasa juga dirasakan oleh Yudha. Kemudian disusul oleh kedua adik dan sang ayah.

Baca Juga: Link Bantuan Beasiswa Mahasiswa 2021 dari KAHMI dan Sandiaga Uno bagi Anak Pedagang Kecil Kaki Lima Cek Disini

"Dan tanggal 4 (Juli) ibu saya meninggal dan seminggu setelahnya disusul bapak," kata Yudha.

Mereka, kata Yudha, tidak pernah menyangka ditinggal oleh kedua orang tuanya dengan begitu cepat dan dalam waktu yang berdekatan. Terlebih mereka tidak bisa menunaikan kewajiban sebagai anak untuk memakamkan orang tua karena mereka juga tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Hanya bisa lihat dari rumah saat dimakamkan. Walaupun saya sudah 24 tahun, tapi kedua adik saya masih sangat membutuhkan kasih sayang orang tua. Rasanya tentu sangat sulit, tidak enak, kehilangan orang tua di umur yang masih sangat muda ini," kata Yudha yang saat ini tengah kuliah semester akhir di Universitas Brawijaya, Kediri.

Ia pun menyampaikan pesan agar masyarakat di luar sana untuk benar-benar patuh terhadap protokol kesehatan serta vaksinasi agar dapat terhindar dari COVID-19.

"Kehilangan orang yang dicintai itu tidak enak, sangat sakit," kata Yudha.***

Halaman:

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah