Tonic Immobility: Keadaan Tubuh yang ‘Membeku’ saat Alami Pelecehan Seksual

28 Juli 2022, 05:58 WIB
Ilustrasi Tonic Immobility: Keadaan Tubuh yang ‘Membeku’ saat Alami Pelecehan Seksual /Gambar oleh Diana Cibotari dari Pixabay

Portal Kudus – Ketika seseorang bercerita jika dia telah mengalami pelecehan seksual entah itu bercerita melalui media sosial ataupun berbicara langsung pada kerabat atau temannya, sering kali mendapatkan komentar seperti “kenapa tiaka melawan” atau “kenapa tidak teriak”.

Sampai saat ini banyak masyarakat dengan komentar-komentar seperti diatas beranggapan bahwa para korban yang menalami pelecehan seksual tidak melakukan perlawanan karena memang mereka menikmatinya.

Pada kenyataannya saat seseorang menyadari sebuah ancaman mereka akan ‘membeku’ meski hanya sepersekian detik untuk kemudian merespon kemudian menilai ancaman tersebut.

Namun, tidak semudah itu saat seseorang tertekan oleh rasa takut yang hebat, dan akan memasuki keadaan yang dinamakan Tonic Immobility.

Baca Juga: Cara Mengamati Fenomena Hujan Meteor yang Akan Terjadi Akhir Juli 2022

Dilansir dari Marryland Coalition Against Sexual Assault, Tonic Immobility merupakan keadaan kaku dan tidak bergerak sebagai respon dari rasa takut yang hebat.

Para ilmuan berteori bahwa tubuh memasuki keadaan imobilitas seperti ini adalah Ketika otak menilai bahwa sakit Ketika berlari ataupun melawan akan meningkatkan risiko atau penderitaan.

Ini merupakan respon Bawah sadar yang telah dipelajari dalam dunia hewan dimana seekor hewan akan berpura-pura mati saat sedang terancam.

Dalam sebuah studi, 70% orang yang mengalami pelecehan seksual mengalami imobilitas setidaknya untuk sebagian ataupun keseluruhan idari peristiwa pelecehan tersebut.

Baca Juga: Poster Ant-Man 3 Menemukan Scott, Hope, Cassie & Kang di Alam Kuantum

Tonic Immobiliti merupakan respon yang sepenuhnya alami dan normal. Namun immobilitas tubuh yang terjadi ini justru menimbulkan dampak lain yang lebih serius.

Korban yang menalami immobilitas pada saat mengalami pelecehan seksual akan merasa lebih malu dan akan cenderung menyalahkan dirinya sendiri setelah terjadinya pelecehan tersebut. Yang merupakan konsekuensi dari adanya mitos bahwa korban harus selalu lari dan melawan.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: mcasa.org

Tags

Terkini

Terpopuler