Benarkah Hujan Meteor Terjadi di Akhir Bulan Juli 2022? Simak Penjelasannya

27 Juli 2022, 18:09 WIB
Benarkah Hujan Meteor Terjadi di Akhir Bulan Juli 2022? Simak Penjelasannya /pexels.com/Neale LaSalle

Portal Kudus - Beredar kabar bahwa akan ada hujan meteor yang bisa diamati di Indonesia pada akhir Juli 2022.

Lalu, benarkah hujan meteor akan terjadi di akhir bulan Juli 2022?

Melalui, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan akan terjadi fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids pada akhir Juli 2022 di langit selatan dan dapat diamati dari wilayah Indonesia.

Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan, “hujan meteor Alpha-Capricornids ini bisa diamati pada 30 – 31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun waktu terbaiknya setelah lewat tengah malam di arah langit selatan."

Baca Juga: Simak Jadwal dan Alur Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer ANBK 2022

Ia mengatakan, sekitar lima meteor per jam diperkirakan tampak melintas di langit.

Hujan meteor Alpha-Capricornids berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi.

"Debu-debu komet berukuran kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Meski jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang ukurannya lebih besar,” katanya.

Sementara hujan meteor Delta Aquariids dapat diamati pada 29-30 Juli 2022 mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan.

Baca Juga: Kekayaan Bersih Kang Ki Young 2022: Bintang 'Extraordinary Attorney Woo' Miliki Rumah Miliaran Dolar?

Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia.

Diharapkan, kondisi kemarau dan tak ada gangguan cahaya pada Juli supaya pengamatan hujan meteor lebih menarik.

Menurut dia hujan meteor tersebut tak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km.

Baca Juga: Hari Pramuka: Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia

Hujan meteor termasuk fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

"Meteor sendiri merupakan batuan atau debu antar-planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer," demikian ujar Thomas Djamaluddin.***

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler