“Itu sosialisasi yang pertama. Kalau ada perubahan saya tidak tahu dan tidak dikasih tahu. Saya sudah protes ke Kementerian melalui surat dan telepon. Kami sangat menolak kalau jalan tol masuk kota,” papar Hafidz.
Hafidz menyebut, jika jalan Tol Demak-Tuban di Rembang melewati kawasan tol maka akan menyebabkan rusaknya tata kota.
Selain itu kebijakan tersebut juga akan merusak ekonomi serta sosial masyarakat.
Baca Juga: Merujuk Kebijakan Kemenpan RB, Pemkab Rembang Melarang ASN Mudik Pakai Mobil Dinas
Hafidz mengusulkan agar rute tol di Rembang sesuai dengan rencana awal saat sosialisasi pertama yang lebih banyak melewati kawasan pinggiran Rembang selatan.
Alasannya, jika tol dipaksa masuk kota maka biaya ekonominya akan tinggi.
“Protes belum ditanggapi, baru dibahas di tingkat pusat. Tol masuk kota biayanya ekonominya tinggi. Sebab, akan menatap perumahan, gedung kantor Kemenag, gedung haji, masjid. Akan terkena semua,” ujarnya.
Sebelumnya, hasil survei terkahir yang dilakukan tim survei dari Semarang, rute tol di Rembang akan sedikit berubah.
Baca Juga: Gunakan Sistem Agroforesty, Petani LMDH Tunas Agung Jepara Hasil 564ton Semangka
Jika sebelumnya banyak melewati Rembang selatan, hasil survei terbaru tol akan masuk kawasan kota.