“Sekarang RSUD dr R Soetrasno di bawah DKK Rembang. Nanti mereka akan kami minta segera ke lokasi untuk melakukan identifikasi kondisi Solikul,” terang Fahrudin.
Solikul sempat dirawat di RSUD dr R Soetrasno Rembang dan koma selama 4 hari.
Lantaran luka parah di bagian kepala ia kemudian dirujuk di sebuah rumah sakit Kabupaten Lamongan, Jatim.
Hasil diagnosa medis, ternyata ada gumpalan darah di bagian kepala belakang yang mengharuskan dokter melakukan operasi dengan membuka batok atau tempurung.
Langkah operasi ketika itu sukses membersihkan gumpalan darah tersebut.
Namun, sejak November itu pula, Solikul harus hidup tanpa batok kepala bagian kanan.
Batok tersebut terpaksa disingkirkan demi membersihkan gumpalan darah di bagian kepala belakang.
Nahasnya, operasi kedua yang sedianya dilakukan pada 1 maret 2022 kemarin batal dilakukan.
Penyebabnya, Solikul yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak memiliki biaya.
Informasi dari pihak rumah sakit di Lamongan, dibutuhkan biaya sedikitnya Rp 25 juta untuk memasang kembali batok kepala Solikul.