Portal Kudus - Dinas Pertanian dan Pangan Rembang membuat terobosan agar harga cabai kembali stabil.
ASN di lingkungan Pemkab Rembang membuat gerakan peduli petani cabai.
Para ASN membeli cabai hasil panen petani dengan harga tinggi.
Gerakan itu berhasil menaikan harga cabai di pasaran.
Sebagaimana dikutip Portal Kudus dari SuaraMerdeka dalam artikel berjudul ASN Kompak Peduli Petani, Sukses Kerek Harga Cabai dari Rp 3000 Jadi Rp 6.000/Kilogram
Harga cabai yang semula Rp 3.000 menjadi Rp 6.000/kilogram.
Sampai dengan akhir pekan kemarin, sudah ada 1,2 ton cabai hasil panen petani yang diserap Dintanpan.
Cabai jenis merah dan hijau keriting itu selanjutnya dipasarkan kepada ASN lain dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah.
Sebagian lainnya, oleh Dintanpan dijadikan sebagai bahan bakti sosial (bansos) menyasar masyarakat kurang mampu.
Gerakan peduli petani tersebut sudah berlangsung sepekan.
Plt Kepala Dintanpan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menyatakan, aksi ASN peduli petani ini berangkat dari keprihatinan terhadap harga cabai yang jeblok di saat masa panen.
Ia menyebutkan, setelah 2-3 hari pelaksanaan aksi membeli cabai petani dengan harga Rp 6.000/kilogram, ternyata pengepul juga mulai menaikan harga menjadi kisaran Rp 5.500-Rp 6.000/kilogram.
“Teknisnya, melalui penyuluh lapangan, kami membeli hasil panen cabai petani dengan harga Rp 6.000/kilogram. Cabai-cabai tersebut kami pasarkan ke ASN lain di beberapa OPD. Ternyata antusiasme ASN membantu petani cabai cukup tinggi. Banyak pesanan masuk ke kami, termasuk Ponpes Al-Hidayat Lasem,” jelas Iwan.
Iwan menargetkan, masih akan melakukan serapan cabai hasil petani hingga 2-3 ton lagi.
Harapannya, harga cabai di pasaran bisa berada secara ideal sekira Rp 8.000/kilogram.
Sehingga, petani tidak rugi, masyarakat pembeli pun tidak terlalu keberatan harga.
“Kami berencana Kembali membeli cabai hasil petani dengan menaikan harga dari Rp 6.000 ke Rp 8.000/kilogram. Setelah harga pasar menyentuh angka itu, intervensi pasar kami sudahi. Harga kami kembalikan ke mekanisme pasar,” paparnya.
Ia menyebutkan, sejatinya ada konsep yang bisa dilakukan untuk mempertahankan harga cabai.
Hal itu bisa dilakukan dengan menyimpan cabai hasil petani ke kulkas rumah tangga.
Sehingga, hal itu bisa menghambat masa rusak cabai hasil panen.
“Petani yang panen tidak punya kemampuan simpan. Sementara cabai cepat rusak. Pembeli dan pengepul tidak mau ambil resiko dengan menyimpan cabai lama-lama. Jika cabai didistribusikan ke kulkas rumah tangga, saya yakin panen bisa tetap jalan. Masyarakat bisa membantu petani menjaga harga tetap wajar,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan Dintanpan di beberapa kecamatan, seperti Sarang, Kaliori serta Sumber harga cabai merah dan hijau keriting saat ini sudah naik menjadi Rp 6.000/kilogram.***(Ilyas al-Mustofa/Suara Merdeka Muria)