Darimana Problematika Beras Indonesia Berasal? Mari Telusuri Sejarahnya

- 25 Februari 2024, 07:20 WIB
Darimana Problematika Beras Indonesia Berasal? Mari Kita Telusuri Sejarahnya
Darimana Problematika Beras Indonesia Berasal? Mari Kita Telusuri Sejarahnya /Bulog.go.id/

 

Portal Kudus - Darimana Problematika Beras Indonesia Berasal? Mari Kita Telusuri Sejarahnya.

Harga beras yang meningkat dalam 2 minggu terakhir hingga 20% mengundang perhatian masyarakat luas dikarenakan fenomena ini bersamaan dengan langkanya stok beras di pasar.

Selain karena molornya musim tanam dan musim panen, tingginya konsumsi beras sebagai bahan pangan utama masyarakat Indonesia turut memperparah peningkatan harga beras. Lantas dilihat dari sejarahnya, darimana semua masalah ini berasal?

Baca Juga: Harga Beras Naik, Salah Sendiri! Apa Langkah Pemerintah Mengatasi Masalah Ini

Sejarah Konsumsi Beras di Indonesia

Beras memasuki dan mulai dikenal di Indonesia sejak 3000 tahun Sebelum Masehi dan pengenalan beras terhadap masyarakat Nusantara beriringan dengan sistem persawahan yang dikembangkan di China. Hal ini terbukti dari penemuan sawah  di Pulau Sulawesi.

Berkembangnya budidaya tanam padi di Indonesia tidak bisa terlepas dari iklim Indonesia dimana padi cocok ditanam pada kondisi lingkungan yang basah. Kandungan karbohidrat yang tinggi membuat masyarakat Indonesia mulai ketagihan mengolah beras menjadi nasi yang dikonsumsi sebagai makanan pokok sehari-hari.

Bahkan, pentingnya beras sebagai bahan makanan pokok dapat dilihat dari bagaimana masyarakat Indonesia khususnya Pulau Jawa mengkultuskan beras sebagai anugerah yang diberikan Dewi Sri atau seorang dewi padi. Di samping itu, beras bagi konsumennya dapat membuat ketagihan sekaligus diabetes karena memiliki indeks glikemik yang tinggi.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Salah Sendiri! Apa Langkah Pemerintah Mengatasi Masalah Ini

Dijadikannya nasi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia semakin nyata ketika pemerintah menitikberatkan pada pembangunan pertanian lebih spesifiknya kebijakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sekitar tahun 1969-1974 untuk bisa swasembada beras. Mulai masa tersebut, beras dijadikan sebangai simbol kemakmuran.

Tidak jarang beras juga dijadikan sebagai komoditas politik oleh pemerintah, dan menyebabkan perubahan konsumsi, di mana masyarakat mulai meninggalkan makanan lain selain nasi. Kemudian mulai terjadi ketergantungan terhadap nasi. Nasi akhirnya menjadi makanan utama masyarakat Indonesia sampai dengan saat ini.

Celakanya, kebijakan pemerintah dengan mengutamakan beras saat itu menjadi budaya yang diwariskan dan makanan merupakan persoalan yang terkait dengan selera serta kebiasaan, di mana untuk mengubah kebiasaan makan seseorang bukanlah hal yang mudah, bahkan dapat dikatakan bahwa kebiasaan makan adalah inti kebudayaan, dan inti kebudayaan merupakan hal yang sulit untuk diubah. Walaupun fungsi serta rasa dari makanan lain dapat menggantikan nasi, tetapi faktor nilai serta makna budaya tidak dapat digantikan.***

Editor: Sugiharto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah