Ini Dia 6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi dari Berbagai Daerah di Indonesia

- 3 Oktober 2022, 17:50 WIB
Ini Dia 6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi dari Berbagai Daerah di Indonesia
Ini Dia 6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi dari Berbagai Daerah di Indonesia /Unsplash.com/mostafa meraji

Portal Kudus – satu minggu lagi, umat Islam akan menyambut datangnya maulid nabi Muhammad pada 8 Oktober 2022 mendatang.



Perayaan maulid nabi ini tentu bukanlah hal yang asing di Indonesia dengan mayoritas penduduk yang memeluk agama Islam.

Perayaan maulid nabi di Indonesia sering kali dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan. Mulai dari acara amal, pengajian, hingga perayaan yang dilakukan sesuai tradisi.

Baca Juga: 6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Wilayah Indonesia, Dari Garut hingga Gorontalo

Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak tradisi untuk menyambut hari-hari tertentu, termasuk dalam maulid nabi.

Berikut ini 6 tradisi perayaan maulid nabi dari berbagai daerah di Indonesia.

• Tradisi Keresan, di Mojokerto
Keresan sebuah tradisi perayaan maulid nabi yang dilakukan oleh warga Mojokerto dengan memperebutkan berbagai macam hasil bumi yang telah tergantung rapi di atas pohon.

Baca Juga: Ini Dia 17 Daftar Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi dari Berbagai Daerah di Indonesia

Pohon yang digunakan dalam tradisi ini adalah pohon kersen, yang merupakan sumber dari nama perayaan maulid yang satu ini.

Biasanya, tradisi ini menggunakan dua pohon kersen yang telah sengaja ditanam. Selain berbagai hasil bumi, dalam tradisi ini juga biasanya panitia akan menyiapkan nasi tumpeng berukuran besar untuk kemudian dibagikan pada semua orang.

• Festival Endhog-endogan, di Banyuwangi
Festival Endhog-endogan ini adalah sebuah tradisi yang selalu dilakukan oleh warga Banyuwangi dalam merayakan maulid nabi.

Baca Juga: Download Teks Pidato Singkat Untuk Acara Maulid Nabi Muhammad SAW 2022

Dalam tradisi ini, warga akan mengarak ratusan hingga ribuan telur yang ditancapkan pada sebuah batang pisang. Telur telur tersebut sebelumnya telah dihias oleh berbagai warna yang menarik.

• Baayun, di Kalimantan Selatan
Baayun atau baayun mulud, adalah sebuah tradisi perayaan maulid nabi yang dilakukan oleh masyarakat banjar setiap tanggal 12 Rabiul awal.

Baayun sendiri berarti ayunan atau buaian, dengan demikian tradisi ini adalah kegiatan mengayun anak ataupun bayi sebagia bentuk rasa syukur atas kelahiran nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam.

Baca Juga: Download Teks Pidato Tentang Nabi Muhammad SAW untuk Sambutan Acara Maulid Nabi 2022

Tradisi ini biasanya dilakukan di pelataran masjid setempat. Ayunan yang digunakan juga biasanya dibuat dengan kain serta dihiasi oleh daun kelapa muda.

• Maudu Lompoa, di Takalar
Hal yang paling mencolok dari tradisi Maudu Lompoa ini terletak pada julung-julung atau kapal kayu yang telah dihias sedemikian rupa menggunakan kain yang berwarna-warni.

Selain dihias sedemikian rupa, dalam kapal-kapal tersebut terdapat berbagai macam hasil bumi, hingga perlengkapan sehari-hari. Kapal-kapal dan isinya ini merupakan simbol dari masuknya agama islam ke Takalar yang dibawa oleh para pedagang.

Baca Juga: Download Teks Sambutan Singkat Untuk Acara Perayaan Maulid Nabi 2022

• Sokok basa, di Bali
Meski Islam bukan agama mayoritas di Bali, namun tetap terdapat tradisi yang dilakukan dalam acara perayaan maulid nabi oleh warga muslim di sana. Yaitu Sokok basa.

Sokok basa ini adalah bagian dari tangkaian tradisi Maulid Basa, yang merupakan sebuah rangkaian tradisi dalam perayaan maulid nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam.

Sokok basa sendiri adalah babantenan yang terdiri atas tusukan telur yang diletakan di atas pajegan atau rangkaian bambu yang dihias dengan berbagai macam bunga serta buah-buahan.

Baca Juga: 20 Contoh Soal Calon Perangkat Desa 2022, Mulai dari Pengetahuan Umum dan Pemerintahan

• Panjang Jimat, di Cirebon
Tradisi pajang jimat ini merupakan puncak acara dari perayaan maulid nabi di tiga keraton yaitu Kanoman, Kasepuhan dan Kacirebonan.

Tradisi panjang jimat ini memiliki banyak prosesi, serta iring-iringan benda pusaka keraton yang dilakukan dengan hikmat. Iring-iringan tersebut akan berakhir di mesjid di mana orang-orang telah berkumpul untuk membaca barzanji, kalimat Thoyyibah, sholawat Nabi, kemudian ditutup dengan berdoa bersama.***

 

Editor: Sugiharto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x